Berikut Saham-saham untuk Trading Minggu Ini

- 20 Februari 2023, 14:07 WIB
PT Indo Premier Sekuritas (Indo Premier)
PT Indo Premier Sekuritas (Indo Premier) /

SEPUTAR CIBUBUR - Tertopang saham-saham sektor teknologi yang menguat sebesar 4,3%, konsumer non-primer 1,7% dan kesehatan 1,6%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) minggu lalu ditutup menguat tips 0,2%. Sementara itu, sektor yang mengalami penurunan paling dalam yakni sektor properti dan real estate -2,0% dan barang baku -1,6%.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Mino menjelaskan pada minggu lalu market menguat tipis terpengaruh sentimen positif dan negatif. Sentimen positif yang menopang market minggu lalu yakni keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan, surplus neraca perdagangan dan solidnya data penjualan ritel di Amerika.

"Sementara itu sentimen negatif yang memengaruhi market minggu lalu yakni inflasi di Amerika pada tingkat konsumen dan produsen lebih tinggi dari konsensus, klaim pengangguran mingguan yang lebih baik dari konsensus, komentar dari beberapa pejabat bank sentral Amerika dan turunnya harga komoditas," terangnya di Jakarta, Senin (20/2/2023).

Baca Juga: IHSG Hari ini 17 Feb 2023 Cenderung Mixed, bursa AS turun saat Eropa Menguat dan Asia Pasifik Variatif

Mino optimistis market minggu ini masih akan melanjutkan penguatan karena tertopang sejumlah sentimen domestik dan eksternal. Sentimen domestik yang akan menopang penguatan market minggu ini adalah laporan keuangan dan neraca transaksi berjalan.

"Beberapa emiten besar akan merilis laporan keuangan dalam waktu dekat ini seperti XL Axiata, PT Indo Tambangraya Megah Tbk, Merdeka Copper Gold, ASTRA International dan United Tractors. Dari laporan keuangan ini, triknya adalah cari saham-saham yang sebelum laporan keuangan trendnya berubah atau lagi naik. Setelah rilis keuangan keluar, trendnya itu berlanjut. Ini artinya investor welcome dengan laporan keuangannya," terangnya.

Terkait neraca transaksi berjalan, ia berpandangan pada 4Q22 neraca transaksi berjalan diprediksi akan kembali mencatatkan surplus yaitu sebesar US$4,30 miliar atau sedikit lebih rendah dari 3Q22 yang mencapai US$4,38 miliar.

"Ini masih sangat positif. Kalau Rupiah menguat, tentu akan menguntungkan emiten-emiten di sektor yang bahan bakunya masih import atau sektor-sektor yang utangnya banyak pada US Dollar.”

Baca Juga: IHSG Hari ini 16 Feb 2023 Potensi Melemah, bursa AS dan Eropa Naik Asia Pasifik alami Koreksi

Sementara itu sejumlah sentimen eksternal yang memengaruhi market minggu ini adalah FOMC Minutes, pidato dari beberapa pejabat Bank Sentral Amerika, klaim pengangguran, data pendapatan dan belanja personal, data personal consumer expenditure (PCE) dan harga komoditas.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah