Didukung oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sebagai induk usaha yang memiliki pengalaman pengembangan proyek pertambangan yang signifikan, MBMA berada pada posisi yang kuat untuk membangun sebuah rantai nilai produksi bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik yang terintegrasi secara vertikal.
Saat ini, MBMA telah mengoperasikan smelter RKEF yang memproduksi Nickel Pig Iron (NPI) dengan kapasitas terpasang produksi agregat mencapai 38.000 Ni per tahun per 30 September 2022. Setelah pembangunan atau komisioning smelter RKEF baru, tambang SCM dan proyek AIM I, MBMA diproyeksikan menghasilkan 88.000 Ni per tahun dan 1,2 juta ton asam per tahun.
MBMA saat ini dalam proses persiapan pembangunan pabrik peleburan nikel dengan teknologi High Pressure Acid Lead (HPAL) I tahap I dengan kapasitas 60.000 ton per tahun untuk menghasilkan material dalam rantai nilai bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik.
Seluruh infrastruktur pengolahan nikel MBMA ini berada dalam lokasi yang berdekatan dengan area tambang SCM sehingga kegiatan produksinya menjadi semakin efisien.
“Setelah IPO ini, kami berharap eksekusi terhadap rencana bisnis perusahaan dapat berjalan secara maksimal dan tepat waktu didukung dengan penggunaan dana hasil IPO. Sebagai perusahaan publik, komitmen kami tentunya mampu memberikan nilai tambah yang optimal kepada seluruh shareholders dan menjadi bagian penting dalam proses transisi menuju energi bersih yang menjadi tujuan pemerintah Indonesia dan dunia,” katanya.
MBMA merupakan perusahaan yang masih berada di fase awal untuk menuju proses hilirisasi sumber daya nikel menjadi bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik. Dengan IPO ini, MBMA akan memiliki ruang yang lebih luas untuk mendapatkan sumber pendanaan yang efisien dalam membiayai rencana bisnis ke depannya. (Lucius GK)