Terima Pembiayaan Fintech Lending, UMKM Bukukan Kenaikan Omset Berkali- Lipat

- 31 Oktober 2023, 23:14 WIB
Karyawan PT Pangan Nusantara tengah bekerja di gudang frozen food. Foto: Lucius GK
Karyawan PT Pangan Nusantara tengah bekerja di gudang frozen food. Foto: Lucius GK /

SEPUTAR CIBUBUR – Para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengakui dampak positif pembiayaan dari Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending. Bahkan beberapa di antaranya mengalami peningkatan omset berkali-kali lipat. Syarat pengajuan yang mudah tanpa agunan aset dan dana pinjaman capai Rp2 miliar menjadi daya tarik bagi UMKM.

Secara bisnis Fintech Lending hadir sebagai solusi keuangan kepada UMKM yang belum memiliki akses ke layanan keuangan formal. Mereka inilah yang masuk ke dalam kategori unbanked and underserved. Merujuk penelitian tahun 2023, diperkirakan bahwa kebutuhan pembiayaan untuk UMKM pada tahun 2026 mencapai Rp 4.300 triliun. Namun, ketersediaan dana hanya mampu memenuhi sekitar Rp 1.900 triliun, menyebabkan terjadinya kesenjangan kredit sebesar Rp 2.400 triliun.

Gap ini dirasa sangat besar. Hingga Agustus 2023, Fintech Pendanaan Bersama atau Fintech Lending telah menyediakan dana sebesar Rp677,51 triliun, dengan pertumbuhan yang konsisten setiap tahun, tumbuh sebesar 45% pada tahun 2022 dan 112% pada tahun 2021.

Baca Juga: Jadi Ketum AFPI 2023 – 2026, Entjik S Djafar Siap Percepat Digitalisasi UMKM

Meskipun situasi ini dianggap sebagian sulit, Fintech Lending melihat sebagai peluang untuk dapat terus berinovasi melayani masyarakat dan membawa dampak langsung bagi perekonomian Indonesia. Kisah-kisah keberhasilan mereka yang peroleh pendanaan melalui Fintech Lending sangatlah banyak.

Yuari Trantono, Pemilik PT Pangan Nusantara. Foto: Lucius GK
Yuari Trantono, Pemilik PT Pangan Nusantara. Foto: Lucius GK
Salah satunya datang dari Yuari Trantono (Ari), Pemilik PT Pangan Nusantara. Ari ceritakan bahwa pendanaan ALAMI Sharia mampu meningkatkan keuntungan usahanya. Saat ini omsetnya sudah mencapai 6 ton per hari, berbentuk frozen food yang akan didistribusikan ke pabrik-pabrik di Indonesia, diolah menjadi bakso dan sosis.

“Kendala usaha dalam skala UMKM ini kan kita tidak punya aset, kami pun masih menyewa lahan sebagai tempat usaha. Saya sebagai pemilik usaha memiliki latar belakang PNS di salah satu kementerian, yang kemudian keluar untuk merintis usaha ini. Kami bukan dari orang yang berada ya, kita di kampung juga kami merintis. Saat ini kami mampu mencatat peningkatan omset hingga dua kali lipat menjadi 6 ton kantong frozen food per hari dari yang sebelumnya hanya 3 ton,” kata Yuari (Ari) saat ditemui wartawan di lokasi usahanya di bilangan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (30/10/2023).

Menurutnya, selama ini tantangan terbesarnya sebagai UMKM untuk peroleh akses pembiayaan dari perbankan karena harus ada jaminan aset. Fintech P2P Lending menjadi harapan dan kesempatan dia untuk mengajukan pinjaman online tanpa jaminan aset, hanya dengan syarat menyiapkan laporan keuangan dua tahun terakhir.

Baca Juga: Sejumlah CEO Fintech Lending Berkumpul, Ini yang Diperbincangkan

PT Pangan Nusantara sendiri telah peroleh pembiayaan mencapai sekitar Rp 1,2 miliar dari plafon Rp 2 miliar dengan proses mudah, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan laba usahanya.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x