Paramadina-INDEF Gelar Diskusi Publik Pemikiran Amartya Sen

- 8 November 2023, 10:33 WIB
Pembicara pada Diskusi Publik Pemenang Nobel Pemikiran Amartya Sen: Etika Berbasis Kebebasan, di Auditorium Nurcholish Madjid, Selasa (7/11/2023). Foto: Paramadina
Pembicara pada Diskusi Publik Pemenang Nobel Pemikiran Amartya Sen: Etika Berbasis Kebebasan, di Auditorium Nurcholish Madjid, Selasa (7/11/2023). Foto: Paramadina /

“Sen menggeluti masalah kapabilitas karena ada konflik antara ibu dan musim. Sebenarnya permasalahan yang terjadi bukan hanya konflik dan makanan, tetapi ada permasalahan identitas dan permasalahan kapabilitas,” ucapnya.

Menurut Sen peristiwa kelaparan di Bangladesh bukan karena masyarakat tidak memiliki makanan, tetapi karena masyarakat tidak dapat mengakses makanan.

Baca Juga: Paramadina Angkat Ide-Ide Progresif Cak Nur dalam Diskusi

Dalam teori kapabilitas menurut Sunaryo ditekankan bahwa orang dapat menganggap hal tersebut bagi apa yang bernilai baginya.

Suasana Diskusi Publik Pemenang Nobel Pemikiran Amartya Sen: Etika Berbasis Kebebasan, di Auditorium Nurcholish Madjid, Selasa (7/11/2023). Foto: Paramadina
Suasana Diskusi Publik Pemenang Nobel Pemikiran Amartya Sen: Etika Berbasis Kebebasan, di Auditorium Nurcholish Madjid, Selasa (7/11/2023). Foto: Paramadina
“Ada tiga aspek yang penting dalam kapabilitas yaitu kemampuan untuk meraih atau mencapai sesuatu, konsep mengenai hal yang dianggap bernilai, dan rasionalitas sebagai sikap kritis. Negara yang melarang warganya berbicara itu merupakan sebuah kecacatan,” ungkapnya.

Selanjutnya Sunaryo menjelaskan ada beberapa hal yang mempengaruhi kapabilitas, yaitu sosial-politik dan kebijakan publik, lingkungan dan alam, budaya dan hubungan dalam komunitas, serta keragaman pribadi.

Baca Juga: Harry TY Achsan, Doktor Baru Ilmu Komputer Universitas Paramadina

“Pendekatan kapabilitas sendiri memiliki keterkaitan dengan teori pilihan sosial. Didefinisikan oleh Sen, teori ini merupakan hubungan yang memperhatikan antara preferensi individu dan pilihan sosial. Mekanisme dalam pembuatan social choice harus mendengar argumen dari berbagai orang, bukan mendengarkan dari perspektif mayoritas saja, tetapi dari minoritas juga. Harus dengan sangat terbuka dan jangan sampai masuk pada ilusi objektif maka harus melihat dari sisi lainnya,” tutupnya. (Lucius GK)

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah