Karena berprestasi Prajogo Pangestu sampai dipercaya menjadi general manager Pabrik Plywood Nusantara di Gresik, Jawa Timur pada 1976.
Tetapi, tidak lama, ia memutuskan keluar, dan memulai bisnisnya sendiri, dengan membeli CV Pacific Lumber Coy. Ia mengganti nama perusahaan itu, PT Barito Pacific Timber.
Perusahaan tersebut kembali menjadi Barito Pacific, sampai berkembang di berbagai bidang. Pada 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70 persen saham perusahaan petrokimia Chandra Asri yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Pada 2011, Prajogo mendirikan PT Chandra Asri Petrochemical, penggabungan dengan Tri Polyta Indonesia, yang kemudian menjadi produsen petrokimia terbesar di Indonesia.***