Dari Singkong hingga Tebu, Indonesia Punya Banyak Sumber Bioetanol untuk Energi Bersih

- 17 Maret 2024, 06:25 WIB
Bioetanol sebagai energi bersih
Bioetanol sebagai energi bersih /

SEPUTAR CIBUBUR - Indonesia memiliki banyak komoditas penghasil bioetanol yang bisa menjadi sumber energi bersih.Bioetanol bisa dihasilkan dari singkong, jagung, hingga batang sawit.

Riset dan pengembangan bioetanol di tanah air pun sudah dilakukan sejak lama. Meski demikian pemanfaatannya masih tertinggal jika dibandingkan sesama jenis energi biomassa lain yaitu serpih kayu untuk cofiring PLTU dan biodiesel.

Percepatan implementasi Perpres No 40/2023 dan mobilisasi sumberdaya iptek dan bahan baku dinilai bisa menjadikan bioetanol semakin layak dan ekonomis diterapkan di tanah air.

Baca Juga: Menteri Siti Sebut Kerja Rimbawan Penuh Risiko, Banyak yang Gugur Saat Bertugas

Demikian kesimpulan diskusi Center for Technology & Innovation Studies (CTIS)bertajuk ”Bioetanol Sebagai Alternatif Sumber Energi Bersih, Menuju Kemandirian Energi”, Rabu, 13 Maret 2024.

Dr. Aton Yulianto dan Tim Bioetanol  BRIN menjadi pembicara pada diskusi tersebut. Diskusi dipandu moderator Dr. Unggul Priyanto, Ketua Komite Energi CTIS dan mantan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). 

Menengok kebelakang,  pengkajian dan penerapan energi bioetanol telah dimulai oleh BPPT pada tahun 1983 di Lampung, dengan dua pabrik bioetanol berkapasitas 8.000 liter dan 12.000 liter perhari. 

Pengenalan energi gasohol, yang merupakan campuran antara bensin dan alkohol sebagai produk dari bioetanol,  mulai digencarkan ke masyarakat.  Pada tahun 2005, melalui Perpres No. 5/2005 mulai diluncurkan produk gasohol dengan kandungan 10% alkohol dan 90% bensin. Lalu, pada tahun 2008 terbit Peraturan Menteri ESDM No. 32/2008 Tentang Pemasaran BBM-Gasohol.  Bahkan pada tahun 2013, BPPT sudah mulai mensosialisasikan BBM Gasohol dengan kandungan bioetanol 15%. 

Pabrik Pabrik bioetanol bermunculan di tanah air, dengan total produksi bioetanol dalam negeri, pada tahun 2015, mencapai 214 juta liter.  Namun, sejak itu, penggunaan  jenis energi baru terbarukan yang lestari ini menurun.

Halaman:

Editor: sugiharto basith budiman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x