Polusi Udara Buruk Bisa Sebabkan Gagal jantung

8 September 2023, 16:41 WIB
Polusi udara bia mengakibatkan terjadinya resiko kesehatan yang cukup serius /Facebook/

SEPUTAR CIBUBUR- Pakar kardiovaskular dari dokter spesialis kardiovaskular dr. Teuku Istia Muda Perdan, Sp. J.P, FIHA mengatakan, gagal jantung bisa terjadi bila seseorang menghirup polutan mikroskopis di udara yakni PM 2.5 indikator polusi udara.

"Ukurannya yang sangat kecil mampu menembus pembuluh darah dan menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah," kata Teuku Istia melalui keterangan tertulis, Jumat 8 September 2023.

Menurut Teuku Istia pada kondisi aterosklerosis atau adanya penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah arteri, polutan dalam tubuh dapat memicu terbentuknya zat radikal bebas yang berperan dalam proses pembentukan plak pada dinding pembuluh darah.

 Baca Juga: Gegara Flare, Bukit Teletubbies Gunung Bromo Terbakar, Manajer WO Jadi Tersangka

"Jika plak tersebut pecah, maka dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, dan kematian," tutur dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah, Bintaro Jaya.

Polusi udara diketahui bertanggung jawab atas 25 persen kematian akibat kardiovaskular.

Menurut Teuku Istia, hal itu berarti individu yang tinggal atau beraktivitas di perkotaan berisiko lebih besar mengalami gangguan kardiovaskular.

 Baca Juga: Pramaditya Wicaksono Jadi Guru Besar UGM, Profesor Termuda di Usia 35 Tahun

Emisi karbon menyebabkan terjadinya percampuran udara dengan partikel amonia, karbon monoksida, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida sehingga menjadi udara yang tidak layak untuk dihirup karena berbahaya terhadap kesehatan.

Penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman dunia akibat perannya sebagai penyebab kematian nomor satu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.

Baca Juga: KLHK Turunkan Brigade tangani kebakaran Gunung Arjuno

Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan tren peningkatan kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah di kalangan masyarakat Indonesia, setidaknya 15 dari 1.000 orang atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung.

Teuku Istia berpendapat masalah kardiovaskular akibat polusi udara bukan hanya berdampak terhadap individu, tetapi juga kelompok masyarakat.

Untuk memastikan kualitas hidup yang lebih baik dan menurunkan beban ekonomi negara, maka pencegahan penyakit jantung menjadi hal yang utama.

 Baca Juga: Renungan Malam Kristiani: Pilihan Saat Ada Konflik

"Diperlukan komitmen bersama antara pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan masyarakat untuk menurunkan angka risiko penyakit kardiovaskular," kata Teuku Istia.

Dia lalu berpendapat penanganan yang serius untuk kasus gangguan kardiovaskular dapat dibuktikan dengan sikap dan intervensi ahli medis untuk mengatasi berbagai faktor risiko penyakit jantung sesuai dengan rekomendasi yang berlaku secara internasional.

Kesiapan teknologi penunjang pemeriksaan dan tenaga medis yang kompeten turut meningkatkan keberhasilan proses pengobatan pasien.

Selain itu, kesadaran masyarakat Indonesia untuk melakukan deteksi dini penyakit jantung juga diperlukan untuk mencegah kondisi semakin parah.

Pemeriksaan kesehatan secara rutin menjadi salah satu cara untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan penyakit, tak terkecuali penyakit jantung.***

 

 

Editor: Ruth Tobing

Tags

Terkini

Terpopuler