Waspada, Pasien Asma Rawan Terkena Covid-19

- 6 Mei 2021, 18:41 WIB
Ilustrasi sesak napas. Terdapat 7 fakta Long Covid sebagai dampak dari Covid-19, beberapa di antaranya adalah berpengaruh terhadap jantung, paru-paru, serta alat kelamin.
Ilustrasi sesak napas. Terdapat 7 fakta Long Covid sebagai dampak dari Covid-19, beberapa di antaranya adalah berpengaruh terhadap jantung, paru-paru, serta alat kelamin. /pixabay/Pexels

Asma, kata dr Isnin, merupakan jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas. Selain sulit bernapas akibat sesak di rongga dada, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dan batuk.

Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik itu pada masa balita, hingga usia dewasa, muda atau tua. European Respiratory Society 2021 menyatakan, asma adalah penyakit tidak menular yang terdapat pada 339 juta populasi di seluruh dunia. Faktor polusi lingkungan, perubahan iklim dengan temperatur global yang berfluktuasi, berkontribusi langsung pada kesehatan penderita asma.

Baca Juga: Pemeran Aldebaran Ikatan Cinta Seharusnya Bukan Arya Saloka tapi Rizky Billar, Ini Buktinya

Data Kementerian Kesehatan RI menjelaskan, angka prevalensi kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) selama 2013-2018 meningkat sampai 34% di Indonesia. Sebagai contoh alergi, diabetes, rematik, depresi, hipertensi, stroke, paru-paru basah, dan asma.

Dari sekian banyak kasus Penyakit Tidak Menular yang paling banyak diidap masyarakat adalah asma. Data menunjukkan, 4,5% penduduk Indonesia menderita asma. Jumlah kumulatif kasus asma sekitar 11.179.032 penderita.

Meskipun penyebab pasti asma belum diketahui secara jelas, dr Isnin menambahkan, beberapa hal yang kerap memicu timbulnya asma, seperti asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin, infeksi virus, atau bahkan terpapar zat kimia.

Baca Juga: Hari ini Terakhir Promo Luar Biasa Superindo periode 3 - 6 Mei 2021 Ada Diskon Sampai Empat Puluh Lima Persen

Asma merupakan penyakit yang bakatnya memang diturunkan. Bukan hanya bakat asmanya saja tapi bakat alerginya, karena titik pangkal dari penyakit ini adalah hipersensitifitas. Penyakit ini tidak dapat ditularkan melalui kuman, virus, atau bakteri karena penyakit ini bukan penyakit infeksi.

Lebih lanjut dr Isnin menjelaskan penyakit asma dapat disembuhkan melalui cara dikontrol dengan terapi asma. Istilah disembuhkan dalam penyakit asma dikenal dengan istilah kontrol, dapat terkontrol. Karena target dari terapi asma adalah mencapai status asma yang terkontrol, maksudnya adalah pasien dapat mengontrol gejala asma melalui cara menemukan obat-obatan yang pas untuk bisa mengontrol gejala asma sekaligus mengenali kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan hipersensitifitas itu kambuh. Kondisi-kondisi yang dapat memicu timbulnya sesak dan alergi misalnya saat lingkungan sekitar berhawa dingin, lingkungan yang berdebu, atau makan makanan tertentu yang dapat memicu alergi. ***

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah