SEPUTAR CIBUBUR – Hampir tak ada satu negara pun di dunia yang terbebas dari serangan virus Corona, bahkan belum selesai penangan virus lama, kini muncul varian baru yang disebut sebagai varian Covid-19 Delta, yang ditemukan pertama kali di India.
Sejatinya belum ada obat atau vaksin yang benar-benar 100 persen dapat mematikan virus Corona, sehingga daripada tidak berbuat apa-apa dalam melawan musuh terbesar umat manusia saat ini, maka vaksin lah yang menjadi tumpuan menahan laju penyebarannya.
Saat ini, vaksin berperan sangat penting dalam memerangi virus corona. Karena itu perusahaan-perusahaan farmasi internasional berlomba-lomba bereksperimen membuat vaksin.
Baca Juga: WHO Nyatakan Varian Covid-19 Delta sudah Mendunia dan Kecewa Uji Coba Vaksin Baru Gagal
Salah satunya adalah perusahaan bioteknologi asal Jerman, CureVac yang ikut mengembangkan vaksin Covid. Namun, dari hasil laporan uji klinis yang sudah dilakukan, vaksin CureVac dinyatakan tidak lolos untuk bisa digunakan.
Hal ini menuai kekecewaan Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Soumya Swaminathan yang sangat berharap vaksin CureVac ini lolos uji klinis dari WHO untuk melawan varian baru virus Corona.
Lalu apa penyebab vaksin COVID-19 buatan Jerman Vaksin CureVac gagal memenuhi standar vaksin Corona yang ditetapkan WHO.
Menurut dr. Devia Irine Putri, vaksin CureVac dinyatakan tidak layak digunakan karena tidak menunjukkan tingkat kemanjuran yang sudah ditetapkan oleh WHO.