Efektivitas Hanya 47 Persen Jadi Sebab Vaksin CureVac Asal Jerman Dinyatakan Tidak Lulus Uji Klinis WHO

- 19 Juni 2021, 15:13 WIB
 Ilustrasi vaksin Vaksin CureVac asal Jerman yang tak lolos uji klinis WHO
Ilustrasi vaksin Vaksin CureVac asal Jerman yang tak lolos uji klinis WHO /Pexels.com/ Nataliya Vaitkevich

“Tidak lulus uji klinis karena vaksin CureVac ini efikasinya hanya 47 persen. Sedangkan, dari standar WHO minimal 50 persen untuk bisa dijadikan vaksin Covid-19,” ucap dr. Devia, seperti dikutip dari klikdokter.com, Sabtu, 19 Juni 2021.

Melansir Clinical Trials Arena, vaksin CureVac –disebut juga CVnCoV– dibuat dengan messenger ribonucleic acid (mRNA) non-kimia yang dimodifikasi.

Vaksin tersebut menggunakan spike protein dari virus corona yang diformulasikan dalam nanopartikel lipid.

Baca Juga: Bamus DPR-RI Sepakati Kehadiran Hanya 20 Persen Hingga 25 Persen, Menyusul Terjangkitnya Covid-19 di DPRdi

Uji klinis sementara membuahkan hasil yang mengecewakan. Analisis sementara didasari pada 134 kasus Covid-19 dalam penelitian. Studi melibatkan sekitar 40.000 sukarelawan di Eropa dan Amerika Latin.

Efektivitas vaksin CureVac hanya 47 persen. Oleh karena itu, vaksin ini dinyatakan memiliki efektivitas paling rendah, apalagi bila dibandingkan dengan vaksin mRNA lainnya seperti vaksin Pfizer dan Moderna.

Hasil sementara menunjukkan, vaksin CureVac efektif pada peserta yang lebih muda. Namun, vaksin ini tidak membuktikan kemanjuran pada mereka yang berusia di atas 60 tahun, yaitu kelompok usia yang paling berisiko terhadap Covid-19 yang parah.

Baca Juga: 20.311 Orang Dirawat karena Covid-19 di JakartaStandar Vaksin Corona yang Ditetapkan WHO

Melansir laman resmi WHO Africa, tidak ada satu standar mengenai ambang batas efikasi yang bisa diterapkan pada semua jenis vaksin.

Setiap keputusan untuk menggunakan vaksin atau obat selalu melibatkan pertimbangan antara manfaat dan risiko.

Halaman:

Editor: Erlan Kallo

Sumber: klikdokter.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah