Kepercayaan Diri Penyintas Kanker Anak Harus Ditingkatkan

- 26 Juni 2021, 21:03 WIB
Ilustrasi - Pasien Anak
Ilustrasi - Pasien Anak /Pixabay/fujikama/

SEPUTAR CIBUBUR – Kepala SMF Anak RS Kanker Dharmais, dr Haridini Intan mengatakan, kepercayaan diri para penyintas kanker anak perlu ditingkatkan. Sebab, pengobatan kanker pada anak tergolong melelahkan. Proses pengobatan terkadang berimbas kepada rasa kepercayaan diri para penyintas kanker anak.

Pasien kanker anak, menurut dr Hardini, mendapat remisi apabila telah menyelesaikan pengobatan dengan baik. Program terapi terdiri atas kemoterapi, radiasi, dan terapi suportif. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan selama terapi, misalnya efek samping obat. Dosis obat pun biasanya disesuaikan dengan berat badan anak. Pengobatan kanker pada anak multidisiplin melibatkan ahli lain seperti dokter gizi hingga psikolog.

Menurut dr Haridini, semua pengobatan menimbulkan efek samping, sehingga perlu dilakukan pemantauan jangka panjang. Salah satu masalah jangka panjang adalah emosional. Terutama para penyintas yang memasuki usia remaja.

Baca Juga: Tenaga Farmasi Berperan Penting Eliminasi Tuberkulosis di Indonesia

“Masalah emosional yang dialami penyintas antara lain kecemasan, ketakutan, dan ketakutan akan relaps sehingga menghindari ke fasilitas kesehatan untuk pemantauan efek kemoterapi jangka panjang,” ungkap dr Hardini dalam keterangan resmi, Sabtu, 26 Juni 2021.

Sementara itu, Psikolog Klinis Rehabilitasi Medik RS Kanker Dharmais, Nelly Hursepuny menambahkan, penyintas adalah anak yang didiagnosis kanker sebelum usia 18 tahun dan sudah menyelesaikan pengobatan selama 2,5-5 tahun dan beralih menjadi penyintas.

Tingkat kelangsungan hidup penyintas anak adalah 80% di negara berpenghasilan tinggi, dan hanya 20% ada negara berpenghasilan rendah (Childhood Cancer International). Sedangkan, masalah yang sering dihadapi penyintas adalah masalah fisik seperti kelelahan, nyeri, penampilan berubah dan aktivitas fisik menurun.

Baca Juga: Hari Ini, 134.160 Orang Ikut Vaksinasi Covid-19 di Jakarta

“Sedangkan untuk masalah psikologis misalnya mulai malu, cemas, adanya stigma, dan risiko mempengaruhi kepercayaan diri anak,” tegas Nelly.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x