Tenaga Farmasi Berperan Penting Eliminasi Tuberkulosis di Indonesia

- 25 Juni 2021, 21:50 WIB
Tahun 2030, Indonesia memiliki target untuk bebas dari ancaman Tuberkulosis.
Tahun 2030, Indonesia memiliki target untuk bebas dari ancaman Tuberkulosis. /Antara/

SEPUTAR CIBUBUR - Koordinator Program Tuberkulosis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr Imran Pambudi MPHM, mengatakan, tenaga farmasi berperan penting untuk melakukan eliminasi Tuberkulosis (TB) di Indonesia.

Sebab, menurut dr Imran, berdasarkan studi Patient Pathway 2017, preferensi masyarakat dalam mencari pengobatan, 74% masyarakat dengan gejala Tuberkulosis  mencari pengobatan awal di layanan swasta.

Sebanyak 52% orang mendatangi apotek atau toko obat untuk mencari pengobatan untuk kali pertama. Hal ini menunjukkan tenaga farmasi sangat berperan dalam mengidentifikasi terduga penderita Tuberkulosis di masyarakat. Mereka bisa memberikan arahan untuk melakukan diagnosis pada fasilitas kesehatan (faskes).

Baca Juga: Jaimen Hudson: From Sky to Sea, Kisah Penderita Disabilitas Buat Film Dokumenter

Karena itu, Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui The United States Agency for International Development (USAID) Tuberculosis Private Sector (TBPS) dan Kementerian Kesehatan RI, serta sejumlah organisasi profesi bidang kesehatan meluncurkan percontohan program rujukan batuk pada aplikasi SwipeRx, yaitu sebuah platform jejaring sosial online untuk profesional farmasi, termasuk apoteker, asisten farmasi (Tenaga Teknis Kefarmasian), pemilik farmasi, dan pemangku kepentingan utama lainnya di bidang farmasi. Program Rujukan Batuk merupakan fitur tambahan yang bertujuan memberdayakan tenaga kefarmasian di apotek dalam mempersingkat waktu mengidentifikasi terduga Tuberkulosis dan merujuknya untuk diagnosis pada fasilitas kesehatan.

“Program Rujukan Batuk ini dilatarbelakangi oleh sangat pentingnya peran tenaga kefarmasian dalam program nasional eliminasi TBC. Hal ini menunjukkan tingginya peran tenaga farmasi di apotek untuk mendeteksi dini Tuberkulosis pada terduga TB lebih awal agar segera dilakukan rujukan untuk pemeriksaan TB di faskes,” ungkap dr Imran dalam keterangan resmi, Jumat, 25 Juni 2021.

Apresiasi dan dukungan USAID bagi program percontohan ini disampaikan oleh Direktur Kantor Kesehatan USAID, Pamela Foster. Dalam pernyataanya yang disampaikan oleh Chief of Party USAID TBPS, Dr Syed Imran Farooq menyatakan, Pemerintah AS percaya, bekerja sama merupakan cara terbaik untuk menghentikan penyebaran TB di Indonesia. Pandemi Covid-19 memerlukan instrumen dan pendekatan baru untuk mengendalikan penyakit infeksi, itulah mengapa USAID gembira dapat mendukung peluncuran program percontohan Program Rujukan Batuk di aplikasi SwipeRx di Kota Medan.

Baca Juga: Ini yang Harus Dilakukan Jika Terkonfirmasi Positif Covid-19 Saat Kasus Sedang Melonjak

“Peluncuran tersebut merupakan bagian dari upaya USAID yang lebih luas untuk mendukung para mitra sektor swasta, terutama apotek, dalam upaya membawa Indonesia lebih dekat menuju eliminasi TBC,” ucap Dr Syed.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah