Waspada, Penyintas Covid-19 Bisa Alami Gangguan Saraf dan Stroke

- 21 Agustus 2021, 10:16 WIB
Ilustrasi seseorang sedang sakit kepala.
Ilustrasi seseorang sedang sakit kepala. /Pixabay/RobinHiggins

SEPUTAR CIBUBUR – Penyintas Covid-19 bisa mengalami gangguan saraf dan stroke. Infeksi virus corona tidak hanya menyerang saluran pernapasan, tapi juga dapat berdampak negatif terhadap saraf dan otak. Kondisi ini dapat terjadi bahkan hingga enam bulan setelah sembuh dari Covid-19.

Penelitian yang baru dirilis oleh RSUI Depok dan SSCM dalam Seminar Bicara Sehat Kenali Gejala Gangguan Saraf pada Covid-19, belum lama ini, membuktikan Covid-19 berperan besar terhadap gangguan saraf, termasuk sakit kepala dan stroke.

Penelitian dilakukan oleh dr Ramdinal Aviesena Zairinal, Sp.S dan tim di RSUI Depok dan RSCM Jakarta. Mereka meneliti 227 pasien Covid-19. Hasilnya, terdapat beberapa pasien yang mengalami gangguan saraf, di antaranya penurunan kesadaran (59 kasus), stroke (58 kasus), pingsan (46 kasus), kejang (28 kasus), sakit kepala (22 kasus), infeksi otak (16 kasus), serta gangguan penciuman/pengecapan (8 kasus).

Baca Juga: Fakta Jahe Bisa jadi Alami Obat Diare dan Cara Buatnya

“Karena didominasi oleh pasien yang bergejala berat, sebagian besar juga memiliki gangguan saraf yang berat. Pada kondisi awal, gangguan saraf bisa berupa sakit kepala, gangguan penciuman, dan pengecapan,” kata dr Ramdinal Aviesena Zairinal, Sp.S, dokter spesialis saraf sekaligus Kepala Instalasi Gawat Darurat RSUI dalam keterangan resmi, Sabtu, 21 Agustus 2021.

Pada kondisi lanjut, gangguan saraf bisa berupa stroke, penurunan kesadaran, dan kejang. Sementara itu, angka kematian selama perawatan di rumah sakit sebesar 48,5% (110 dari 227).

“Karena itu penting sekali untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk mencegah komplikasi yang lebih parah,” tegas dr Aviesena. Sebelumnya, penelitian serupa juga pernah dilakukan di luar negeri. Sebuah penelitian di Meksiko menunjukkan dari 370 pasien yang dirawat, sekitar 20% mengalami gejala neurologis seperti sakit kepala, anosmia, ageusia, dan gangguan neurologis lainnya.

Baca Juga: Risiko di Balik Nikmatnya Jengkol, Profesor Beri: Bisa Rusak Ginjal

Selain itu, penelitian dari Oxford menunjukkan dari 236.379 pasien yang didiagnosis Covid-19, sebanyak 33,62% nya mengalami gangguan neurologis dan psikiatris dalam 6 bulan setelahnya.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah