Kaghati Kolope, Layang-layang Tertua di Dunia dari Indonesia Berumur Empat Ribu Tahun

- 23 Februari 2024, 07:00 WIB
Ilustrasi orang bermain layang-layang.
Ilustrasi orang bermain layang-layang. /Cocoparisienne/Pixabay

Penemuan lukisan di Gua Sugi Patani dikatakan Wolfgang Bick telah mematahkan klaim yang menyatakan bahwa layangan pertama berasal dari Cina pada 2400 tahun yang lalu.

Layangan yang ditemukan di Cina menggunakan kain parasut dan batang aluminium, sementara layangan dari Pulau Muna terbuat dari bahan alam dan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakatnya.

Kaghati Kolope terbuat dari daun kolope yang dikeringkan, lalu dijahit menjadi lembaran besar dengan lidi bambu.

Tali untuk menerbangkannya juga unik, yaitu dengan pintalan serat nanas hutan. Kerennya layangan ini elastis dan tahan air loh! Gak heran dia bisa terbang seminggu penuh.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa latar belakang munculnya layang-layang Kaghati Kolope merupakan manifestasi suku bangsa Muna terdahulu yang menyembah api.

Mereka meyakini bahwa sumber api adalah matahari. Oleh karena itu cara mereka mencapai Tuhan adalah dengan menerbangkan layang-layang Kaghati selama tujuh hari.

Tepat pada hari ke tujuh, tali layang-layang tersebut diputus agar bisa terbang menuju langit tempat Tuhan mereka (matahari) berada.

Layang-layang yang lepas tersebut dipercaya akan memberi perlindungan kepada masyarakat suku bangsa Muna dari siksa api neraka setelah mereka meninggal.

Dalam perkembangannya setelah agama Islam masuk ke Muna, ritual tersebut sudah tidak dilaksanakan lagi.

Saat ini layang-layang biasanya menjadi sarana hiburan bagi masyarakat yang dinaikkan sejak sore sampai pagi hari selama tujuh hari tujuh malam.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x