Ini Cerita EMS Terus Berkontribusi bagi Musik Indonesia

- 22 Februari 2023, 16:21 WIB
Di Eco Deck Hutan Kota pada tanggal 8 dan 9 Februari 2023, Sofar Sounds Jakarta  gelar workshop seputar musik yang disajikan oleh para pengisi materi unggul, Meda Kawu, Vera Syl, dan Yuyu Koswara. Foto: Lucius GK
Di Eco Deck Hutan Kota pada tanggal 8 dan 9 Februari 2023, Sofar Sounds Jakarta gelar workshop seputar musik yang disajikan oleh para pengisi materi unggul, Meda Kawu, Vera Syl, dan Yuyu Koswara. Foto: Lucius GK /

SEPUTAR CIBUBUR – Didirikan 20 Februari 1981 silam oleh komposer dan pencipta lagu Elfa Secioria Hasbullah, Elfa Music School (EMS) yang menginjak usianya yang ke-42, Senin lalu, tak pelak merupakan salah satu sekolah yang berkomitmen tinggi melahirkan generasi muda berprestasi dan berdaya saing tinggi utamanya di bidang seni musik dan seni suara.

Tak bisa dimungkiri mendiang Elfa Secioria telah banyak memberikan kontribusi besar di dunia permusikan Indonesia, dan EMS adalah satu satu legacy yang tak ternilai.

Baca Juga: Art Jakarta Gardens 2023 Berakhir Sukses, Ini Faktanya

Meski Elfa wafat 8 Januari 2011, kontribusi EMS bagi musik Indonesia tidak putus.  Vera Sylviana Secioria, istri dari Elfa dan anak-anaknya melanjutkan visi misi sang maestro, saat membangun sekolah musik tersebut yakni selalu dapat melahirkan seniman yang bermutu dan berkualitas.

“Kami, saya dan 5 anak Bang Elfa melanjutkan apa yang sudah dilakukan dia ataupnn yang belum diselesaikan bang Elfa,” ujar Vera Syl, panggilan akrab Vera Sylviana dalam workshop seputar musik bersama Sofar Sounds Jakarta, Kamis (9/2/2023) di Eco Deck Hutan Kota.

Vera Syl dan Yuyu Koswara dalam workshop seputar musik bersama Sofar Sounds Jakarta, Kamis (9/2/2023) di Eco Deck Hutan Kota. Foto: Lucius GK
Vera Syl dan Yuyu Koswara dalam workshop seputar musik bersama Sofar Sounds Jakarta, Kamis (9/2/2023) di Eco Deck Hutan Kota. Foto: Lucius GK
Workshop ini merupakan salah satu progam serangkaian acara Art Jakarta Gardens yang digelar di Hutan Kota by Plataran, 7-12 Februari 2023.

Vera Syl tampil bersama Yuyu Koswara yang merupakan murid angkatan pertama EMS, mengupas musik etnis Sunda dan Jawa, dan mengajak pengunjung untuk merasakan bagaimana proses mendalami sebuah lagu tradisional.  

Baca Juga: Ini Penampakan Art Jakarta Gardens di Malam Hari

Vera Syl mengatakan bahwa sepeninggal Elfa dia dan anak-anaknya meneruskan profesi ayahnya sebagai musisi, arranger, composer, dan produser hingga guru musik di EMS.

EMS, sebut Vera Syl, kini memiliki kursus musik di Bekasi, juga di Bandung, dimana murid bisa belajar secara offline ataupun online.

Hutan Kota by Plataran resto asri sangat pas menjadi ajang gelaran Art Jakarta Gardens. Foto: Lucius GK
Hutan Kota by Plataran resto asri sangat pas menjadi ajang gelaran Art Jakarta Gardens. Foto: Lucius GK
“Siswa juga bisa belajar secara working class, tidak musti jadi murid regular. Misalnya mau bikin album atau mau ikut kompetisi, bisa dilakukan by request saja,” ujarnya.

Mendiang Elfa Secioria, lanjut Vera Syl, juga membuat paduan suara atau choir. “Saya dan Yuyu juga tergabung dalam Elfa’s Bossas,” katanya.

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Masyarakat Bisa Nikmati Art Jakarta Gardens 2023

Sementara Yuyu Koswara dulu sering dipercaya untuk menyanyikan lagu-lagu etnik juga latin. Sudah menyanyi sejak kecil, Yuyu mulai ikut bintang radio sejak SMP, pernah masuk juga di Elfa’s Singers, Elfa’s Girls, Elfa’s Female, ABB Voice, terakhir bekerja di Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat.

Vera Syl dan Yuyu adalah dua di antara murid-murid Elfa yang meneruskan perjuangan Elfa di dunia musik. Banyak pekerjaan Elfa yang belum rampung dilanjutkan oleh Vera Sylviana dan Yuyu Koswara terkait musik Indonesia.

Vera Syl dan Yuyu Koswara dalam workshop seputar musik bersama Sofar Sounds Jakarta, Kamis (9/2/2023) di Eco Deck Hutan Kota. Foto: Lucius GK
Vera Syl dan Yuyu Koswara dalam workshop seputar musik bersama Sofar Sounds Jakarta, Kamis (9/2/2023) di Eco Deck Hutan Kota. Foto: Lucius GK
Selain musik pop dan jazz, Elfa juga mengajarkan murid-muridnya untuk mencintai musik negeri sendiri terutama dari suku-suku Indonesia. “Di tengah gempuran dan influence musik barat, dan sekarang K-Pop, kita terus berjuang bagaimana bisa melestarikan musik Indonesia sebagai identitas dan harga diri bangsa,” ujar Yuyu.

Lebih jauh, Yuyu memaparkan bahwa berdasarkan data BPS, Indonesia memiliki 300 etnis terdiri atas 1.340 suku bangsa. “Kalau kita semua mau mengolah secara kreatif gak kebayang dahsyatnya. Kita tidak dipandang sebelah mata bangsa lain. Kita mustinya bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” tuturnya.

Baca Juga: Art Jakarta Gardens Hadir Lagi di Hutan Kota by Plataran, 7-12 Februari 2023

Dari 1.340 suku tersebut 40% di antaranya ada di Jawa, berikutnya suku Sunda. Bagaimana musik Indonesia musik daerah bisa berkolaborasi dengan musik barat atau internasional itu yang dilakukan Vera dan Yuyu bersama EMS.

Murid-murid di EMS selain diajarkan musik-musik popular juga ditanamkan atau diajarkan musik etnik Indonesia. Semenjak 1987, EMS membuat Album “From Indonesia with Love”.

Vera dan Yuyu menunjukkan contoh bagaimana EMS memperkenalkan musik etnik Sunda ke pengunjung workshop, melalui pemutaran VT (video tape) atau tayangan video musisi Sunda Iwan Wiradz. Foto: Lucius GK
Vera dan Yuyu menunjukkan contoh bagaimana EMS memperkenalkan musik etnik Sunda ke pengunjung workshop, melalui pemutaran VT (video tape) atau tayangan video musisi Sunda Iwan Wiradz. Foto: Lucius GK
Sore itu, Vera dan Yuyu menunjukkan contoh bagaimana EMS memperkenalkan musik etnik Sunda ke pengunjung workshop, melalui pemutaran VT (video tape) atau tayangan video musisi Sunda Iwan Wiradz, yang sudah lama berkolaborasi dengan mendiang Elfa dalam pertunjukan atau konser di dalam maupun luar negeri. Iwan juga terlibat dalam sejumlah album rekaman bersama dan menciptakan beberapa lagu, termasuk di Album From Indonesia with Love.

Iwan Wiradz yang memiliki dasar ilmu musik tradisional Sunda, karawitan, menceritakan karakter melodi musik Sunda dan  Jawa. Ia mencontohkan proses membuat kolaborasi musik etnik dan musik barat dengan memainkan alat tradisional kecapi dan kendang, dan alat perkusi musik barat bongo.

Baca Juga: Inilah Jadwal Konser dan Festival Musik Sepanjang Tahun 2023 di Indonesia

“Bagaimana kita menggabungkan musik barat dengan nada diatonis dan musik tradisional dengan nada pentatonik atau lima nada. Nada pentatoni itu ada minor ada yang mayor yaitu salendro  dan pelog,” papar Iwan.

Untuk membuat kolaborasi, jelas Iwan, tidak boleh ada upaya saling memaksakan. “Musik itu ada tiga unsur yaitu ritem, melodi, dan harmoni Nah, tiga unsur inilah yang kita manfaatkan agar bisa berkolaborasi. Selain itu kita bisa tambahkan unsur ornamen untuk memasukkan ciri khas etniknya,” ujarnya.

Vera Syl dan Yuyu Koswara dalam workshop seputar musik bersama Sofar Sounds Jakarta, Kamis (9/2/2023) di Eco Deck Hutan Kota. Foto: Lucius GK
Vera Syl dan Yuyu Koswara dalam workshop seputar musik bersama Sofar Sounds Jakarta, Kamis (9/2/2023) di Eco Deck Hutan Kota. Foto: Lucius GK
Meski hanya lewat VT, Iwan Wiradz sore itu sangat lugas dan jelas dalam menggambarkan proses kolaborasi musik barat dan etnik.

Selain VT dari Iwan Wiradz,  dalam kesempatan itu, Yuyu Koswara mengajak 2 pengunjung untuk mencoba menyanyikan lagu tradisional Sunda Hariring.

Sesi belajar menyanyi ini cukup seru dan menarik. Dua relawan cewek dan cowok itu meski tidak bisa bertutur Sunda, setelah diajari bait demi bait akhirnya dapat menyanyikan lagu Sunda hingga tuntas.

Baca Juga: Simak Top 10 Tangga Lagu Teratas Musik Indonesia di Platform Youtube Sampai Minggu 7 Agustus 2022

Oleh karena itu, Yuyu Koswara mengajak orang tua yang masih memiliki anak usia sekolah memberi pengertian agar tidak hanya suak musik barat atau pun K-Pop, namun juga harus mengenal syukur-syukur mencintai musik bangsa sendiri.

“Tugas orang tua terus mengimbau anak-anaknya untuk menyisihkan waktu juga mempelajari ke-etnikan Indonesia salah satunya dengan mendengarkan lagu daerah atau tradisional,” katanya.  

Petualangan Sherina

Pengantar workshop seputar musik bersama Sofar Sounds Jakarta, Kamis (9/2/2023) di Eco Deck Hutan Kota. Foto: Lucius GK
Pengantar workshop seputar musik bersama Sofar Sounds Jakarta, Kamis (9/2/2023) di Eco Deck Hutan Kota. Foto: Lucius GK
Untuk diketahui, Vera Sylviana ikut terlibat dalam pembuatan film Petualangan Sherina. Dia membuat soundtrack atau theme song film anak yang fenomenal itu. Film musikal Petualangan Sherina seluruh lirik lagu diciptakan oleh Mira Lesmana, sekaligus penulis cerita. Sedangkan pembuat musik adalah Elfa Secioria. “Saya juga backup vocal di seluruh lagu di film tersebut,” kenang Vera Syl.

“Saya juga membuat lirik lagu di album pertama dan kedua Sherina,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Vera Syl menceritakan bagaimana dirinya akhirnya menjadi penulis lirik. Menulis lirik bagi Vera Syl adalah hal yang tidak disengaja. Namun, jadi penulis lirik adalah jawaban atas doa Vera Syl.

“Saya merasa jadi istri Bang Elfa yang jenius, yang segalanya deh, terus apa yang bisa saya perbuat. Saya merasa juga harus mempunyai sesuatu sebagai istri Bang Elfa,” katanya.

Baca Juga: TikTok Miliki Fitur Terbaru, Kini Bisa Streaming Musik

Nah, di masa jayanya di tahun 90-an Elfa Secioria, ungkap Vera, adalah orang yang super sibuk. “Pulang selalu larut malam, entah recording iklan, recording film, dan segala macam. Sementara saya di rumah terus harus mengurus bayi, dengan anak pertama dan kedua juga masih banyak perhatian. Saya lalu ‘protes’ dengan menulis puisi ‘kupikir libur, ternyata lembur….dan seterusnya. Tulisan itu saya taruh di grand pianonya. Lalu datanglah bang Elfa saat kita semua sudah tidur. Saya tahu dia pulang tapi saya pura-pura tidur. Saya harapannya bang Elfa kasihan pada saya atau apalah eh ternyata pagi-pagi dia bilang ‘Eh Ver kamu bikin lirik ya untuk proyek ini,” ternyata dia melihat potensi saya di situ,” ujarnya.

Begitu diberi kepercayaan Elfa, Vera yang sebelumnya tidak sadar punya potensi itu jadi percaya dirinya tinggi, dan tidak mau mengecewakan bang Elfa. Sejak itulah Vera jadi andal membuat lirik lagu. (Lucius GK)

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah