Renungan Malam Kristiani: Lepaskan Diri dari Jerat

28 Februari 2024, 18:25 WIB
Jenis jaringan ikat /pixabay.com/geralt/

SEPUTARCIBUBUR- Ayat renungan kita pada saat ini terdapat dalam 2 Timotius 2:24-26 tertulis demikian:

“sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar

“dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,

“dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.”

Baca Juga: Prabowo Terima Anugerah Jenderal Bintang 4 dari Presiden Jokowi

Friedemann Bach seorang anak yang sangat berbakat dari seorang komposer terkenal yaitu Johan Sebastian Bach, menjadi hancur hidupnya karena keterikatannya pada minuman keras.

Bakat dan talenta yang ia miliki menjadi tidak berkembang dan tidak berguna. Tidak seperti ayahnya yang menggunakan bakatnya dan menjadi maksimal dalam berbagai karyanya, Friedemann Bach berakhir dalam kehancuran.

Kita semua perlu bijaksana agar tidak terjerat pada hal-hal yang dapat menghancurkan hidup kita. Tidak selalu jerat itu berupa ketergantungan pada alkohol atau obat-obatan.

Baca Juga: Desain Unik Masjid Negara IKN, Karya Seniman Patung Indonesia

Jerat itu bisa juga berupa kebiasaan buruk, sikap malas, penyesalan yang tak kunjung diselesaikan, kekecewaan dan kepahitan yang tidak dibereskan dan sebagainya.

Kita perhatikan ayat di atas khususnya di ayat yang ke 25 disitu tertulis “dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan.”

Salah satu sikap yang membuat kita terjerat, yang membuat kita tidak dapat menjalani hidup dalam kebaikan dan kebenaran adalah sikap suka melawan.

Ayat-ayat ini menasehati para hamba Tuhan dan kita semuanya, karena kita adalah hamba-hamba Tuhan untuk tidak bertengkar tapi harus ramah terhadap semua orang, cakap mengajar, sabar dan lemah lembut untuk dapat menuntun orang yang suka melawan.

Biasanya orang yang suka melawan, kalau dihadapi dengan keras yang terjadi malah ia jadi lebih keras dalam melawan. Maka tidak heran firman Tuhan mengajar kita untuk menghadapinya dengan kelembutan.

Batu yang keras bisa berlubang karena tetesan air yang lembut terus menerus. Kita perlu belajar untuk sabar dan lemah lembut terhadap orang yang keras.

Meskipun mungkin butuh waktu yang lama tapi kita perlu tekun dan terus melakukannya.

Kalau kita adalah orang yang suka melawan, mungkin kita suka memberontak, tidak mau tunduk, tidak mau taat pada firman Tuhan, kita selalu ingin menuruti keinginan kita sendiri, mari kita sadari bahwa sikap-sikap seperti ini membuat kita tidak dapat melangkah maju dalam kebenaran.

Kalau kita dinasehati sedikit langsung marah, ditegur sedikit langsung mengajak berantem, langsung membenci, marilah kita belajar untuk mau diajar jadi rendah hati.

Mau dibimbinga agar kita berada dalam kebenaran dan tidak terjerat oleh iblis yang berusaha memperdayai hati dan pikiran serta yang berusaha untuk membinasakan kita.

Lepaskanlah diri kita dari segala macam jerat iblis yang bermacam-macam bentuknya dan dengar-dengaranlah kepada Tuhan. Kasih karunia Tuhan akan menolong kita.***

 

Sumber: Youtube Renungan Malam

Editor: Ruth Tobing

Tags

Terkini

Terpopuler