Moderasi Beragama Jadikan Manusia Penuh Kasih dan Toleran

- 11 Agustus 2022, 16:16 WIB
impinan dan tim LKPMB Indonesia dan Inspektur  Jenderal Kemendikbud Ristek, Dr Chatarina M Girsang SH SE MH foto bersama di Senayan, Jakarta, Selasa 9 Agustus 2022
impinan dan tim LKPMB Indonesia dan Inspektur Jenderal Kemendikbud Ristek, Dr Chatarina M Girsang SH SE MH foto bersama di Senayan, Jakarta, Selasa 9 Agustus 2022 /LKPMB

Sementara terkait implementasi moderasi beragama proses belajar mengajar, Alfonsus mengatakan hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan metode diskusi, kerja kelompok, dan karya wisata. Dengan pemahamannya, peserta didik dapat mengimplentasikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Dalam program pendidikan ini guru bisa menyisipkan topik-topik ke-bhinneka-an dan nilai-nilai moderasi beragama dalam setiap materi pendidikan”, kata dosen Unisadhuguna Business School Jakarta ini.

Baca Juga: Dukung Pariwisata Di Tapsel, Agincourt Resources Tambah Fasilitas Menara Pandang Sipirok

Lebih lanjut mantan aktivis 98 ini mengatakan dengan pengulangan moderasi beragama dapat terbentuk karakter yang bijaksana. Karakter yang tidak hanya dapat mengetahui benar-salah tetapi mempunyai kesadaran dan pemahaman yang tinggi serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan hal-hal baik dalam kehidupan sehari-hari.

Saat ini, sambung Alfonsus, masyarakat tidak hanya bisa toleran tetapi bisa mencintai perbedaan dan sadar perbedaan sebagai sumber kekuatan.

“Kalau kita kembali ke budaya kita, moderat, ber-bhinneka, itu adalah kekuatan asli kita. Moderasi beragama kini menjadi simbol perekat segala bentuk keragaman agama di Indonesia. Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman dan pengamalan kita dalam beragama,” pungkas Alfonsus.***

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah