Renungan Malam Kristiani: Sikap yang Mengangkat Kita

- 5 Maret 2024, 18:00 WIB
Ilustrasi: 4 penyebab anak menjadi keras kepala yang harus diketahui parents, salah satunya karena anak merasa kurang aman. / Pixabay @humpty22
Ilustrasi: 4 penyebab anak menjadi keras kepala yang harus diketahui parents, salah satunya karena anak merasa kurang aman. / Pixabay @humpty22 /

SEPUTARCIBUBUR- Ayat renungan kita pada saat ini terdapat dalam Daniel 5:20 tertulis demikian:

“Tetapi ketika ia menjadi tinggi hati dan keras kepala, sehingga berlaku terlalu angkuh, maka ia dijatuhkan dari takhta kerajaannya dan kemuliaannya diambil dari padanya.”

Seorang pelaut tua berulang kali tersesat di lautan sehingga teman-temannya memberinya kompas dan mendesaknya untuk menggunakannya.

Baca Juga: Tips Pilih Posisi Kursi Pesawat, untuk Penerbangan yang Lebih Nyaman

Di kesempatan berikutnya ketika dia berlayar dengan perahunya, dia mengikuti saran itu dan membawa kompas. Tapi anehnya lagi-lagi dia tersesat, akhirnya dia pun dicari dan diselamatkan oleh teman-temannya.

Mereka menanyakan apakah ia memakai kompas pemberian mereka saat berlayar dengan perahu? Sang pelaut itu menjawab bahwa dia memakainya.

Tapi ketika ia sedang merasa menuju ke arah utara, kompas itu menunjukkan arah utara yang berbeda sehingga iapun kesal dan membuang kompas itu ke laut.

Baca Juga: DBS Foundation Hibahkan Rp8,2 Miliar bagi Empat Organisasi asal Indonesia, Ini Tujuannya

Sikap keras kepalanya dan merasa diri benar membuat sang pelaut tidak menemukan jalan.

Dalam ayat di atas, raja Belsyazar, raja negeri Kasdim suatu ketika saat sedang berpesta dengan minum-minum dalam perjamuan bersama dengan para pembesarnya sebanyak seribu orang, melihat suatu tulisan tangan di dinding yang ia tidak bisa baca dan tidak bisa ia mengerti.

Tulisan tangan itu yang dikerjakan oleh Tuhan membuatnya merasa begitu ketakutan. Lalu ia memanggil semua orang bijak dan para ahli untuk memberitahukan kepadanya tentang apa yang ia lihat dan apa maknanya.

Tapi tidak ada satupun dari mereka yang bisa menjelaskannya kepada raja. Namun kemudian Daniel seorang buangan dari Israel yang tinggal di negeri itu dipanggil menghadap raja karena ia dikenal sebagai orang yang bijak, yang dipenuhi oleh Roh Tuhan dan ahli dalam menafsirkan mimpi serta penglihatan.

Saat Daniel menghadap raja, iapun kemudian memberitahukan apa bunyi dari tulisan yang raja lihat serta memberikan maknanya.

Inti dari tulisan itu adalah teguran kepada raja Belsyazar yang bersikap tinggi hati seperti ayahnya, Nebukadnezar.

Di ayat yang ke 20 ini Daniel berbicara dan mengingatkan tentang sikap Nebukadnezar yang menjadi tinggi hati dan keras kepala sehingga ia dijatuhkan dari tahtanya oleh Tuhan.

Dan hal yang sama akan terjadi kepada raja Belsyazar karena sikapnya yang tinggi hati, yang sombong dan juga keras kepala.

Sikap keras kepala menghalangi kita untuk mengalami berkat Tuhan. Sikap keras kepala membuat kita tidak taat kepada firmanNya.

Keras kepala membuat kita tidak tunduk kepada kebenaran. Membuat kita merasa diri lebih baik dan lebih benar.

Membuat kita tidak dapat melihat sisi gelap dari diri kita sehingga akhirnya kita justru berjalan dalam dosa dan kesalahan, membuat kita tersesat dan menjauh dari kehendak Tuhan.

Firman Tuhan mengajar kita untuk merendahkan hati, menjauhkan sikap keras kepala dari diri kita dan selalu mau diajar oleh firman Tuhan, mau mengakui bila salah dan mau berubah menjadi lebih baik.

Dalam Yesaya 2:11 dikatakan manusia yang sombong akan direndahkan dan orang yang angkuh hati akan ditundukkan, dan hanya Tuhan sajalah yang maha tinggi pada hari itu.

Mari belajar untuk tidak keras kepala, jadilah penurut dan rendah hati agar hidup kita diangkat oleh Tuhan.***

 

Sumber: Youtube Renungan Malam

 

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah