Kemudian ketupat akan didoakan bersama-sama sebagaimana filosofi ketupat sebagai bentuk permintaan maaf kepada Allah SWT.
Lalu saat prosesi “ngaku lepat” atau mengakui kesalahan di lakukan, biasanya masyarakat akan melaksanakan sungkeman, atau bersimpuh memohon maaf, kepada orang yang lebih tua.
Dengan melakukan sungkeman, diharapkan masyarakat bisa belajar mengenai pentingnya rasa menghormati dan menghargai orang yang lebih tua.
Riyoyo Kupat merupakan perayaan yang menjadi penyempurna momen kemenangan Idul Fitri. Selain itu, Riyoyo Kupat mengandung banyak makna filosofis bagi kehidupan masyarakat Jawa. ***
Sumber: NU Online