Tradisi Ucap Syukur Kepada Alam di Berbagai Daerah Indonesia untuk Memperingati Hari Bumi

- 27 April 2024, 21:21 WIB
Arsip foto - Wisatawan mancanegara menikmati suasana saat liburan di Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, Tabanan, Bali, Jumat 12 April 2024. Objek wisata tersebut menjadi salah satu lokasi kunjungan delegasi World Water Forum (WWF).
Arsip foto - Wisatawan mancanegara menikmati suasana saat liburan di Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, Tabanan, Bali, Jumat 12 April 2024. Objek wisata tersebut menjadi salah satu lokasi kunjungan delegasi World Water Forum (WWF). /ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo/

Setelah itu, tradisi ini dilanjutkan dengan membagikan makanan yang telah dipersiapkan kepada seluruh masyarakat sekitar, lalu menyantapnya bersama. Tradisi ini berasal dari wilayah Jawa Tengah.

  1. Festival Jatiluwih

Festival Jatiluwih berasal dari Bali. Festival berbalut tradisi ini dilakukan dengan memadukan kebudayaan dan kesenian tradisional, seni pertunjukan, seni rupa, seni musik, hingga memamerkan produk-produk kreatif khas Jatiluwih.

Menurut kepercayaan, tradisi Jatiluwih dilakukan sebagai bentuk ucapan syukur atas ketersediaan pangan di bumi, terutama persediaan padi.

  1. Buka Egek

Buka Egek merupakan tradisi yang dilakukan oleh suku Moi di Papua  dengan mengambil secukupnya dari alam dan tidak mengeksploitasi kekayaan alam secara berlebihan.

Hal ini diterapkan suku Moi dalam kehidupan bermasyarakat. Sejak zaman dahulu suku Moi merupakan suku yang terbiasa melaut, mengambil hasil bumi untuk konsumsi sendiri.

Tradisi Buka Egek diterapkan suku Moi dengan menggunakan perahu adat ketimbang perahu bermesin yang tidak ramah lingkungan.

Selain itu, Buka Egek juga berlaku untuk sumber daya alam lainnya, seperti tanah dan hutan yang masih masuk wilayah suku Moi.***

 

Sumber: pesona.indonesia

 

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah