Kekayaan Mark Zuckerberg Anjlok Rp85,6 Trilliun Saat Facebook, WhatsApp dan Instagram Down

- 6 Oktober 2021, 08:07 WIB
Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg /Tangkap layar/ Facebook Mar Zuckerberg

SEPUTAR CIBUBUR – Tiga raksasa media sosial, yakni Whatsapp, Facebook dan Instagram mengalami down selama 8 jam sejak malam, hari Senin, 4 Oktober 2021 sampai dengan pagi hari, Selasa, 5 Oktober 2021.

Dari peristiwa tersebut, jutaan pengguna media sosial tersebut tidak dapat mengakses Whatsapp, Facebook dan Instagram seperti biasanya.

Dampak tersebut tidak hanya dirasakan para penggunanya, tapi juga oleh Bos ketiga media sosial tersebut, yakni Mark Zuckerberg.

Baca Juga: WhatsApp, Facebook dan Instagram Lumpuh Lebih dari 3 Jam, Ini Penjelasan Pakar

Kekayaan pribadi Mark Zuckerberg, CEO Facebook itu turun lebih dari 6 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp85,6 triliun (kurs Rp14.200 per dollar AS) dalam beberapa jam.

Seperti diketahui, Facebook adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi media sosial yang membawahi beberapa media sosial lain, seperti Whatsapp, Instagram, Oculus, Calibra, Onavo, Atlas dan lain sebagainya.

Berdasarkan informasi dari Bloomber.com, saham raksasa media sosial ini mengalami penurunan hingga 4,9 persen di hari Senin, terhitung sejak pertengahan September 2021, sekitar 15 persen saham perusahaan ini mengalami penurunan.

Baca Juga: Facebook, Whatsapp, dan Instagram Beri Penjelasan Terkait Down

Turunnya saham Facebook ini membuat kekayaan Mark Zuckerberg juga mengalami penurunan, sebesar Rp121,6 Milliar, setelah sebelumnya kekayaan Mark mencapai Rp140 Milliar.

Adapun penyebab Facebook, Instagram dan Whatsapp mengalami down adalah karena gangguan pada sistem nama Domain Facebook, yang dapat mengubah nama situs web contohnya theguardian.com menjadi alamat numerik yang dapat dipahami oleh mesin, sehingga memungkinkan komputer pengguna untuk terhubung ke server web tujuan dan situs web yang dicari pengguna.

“Ini dikabarkan menjadi masalah protokol gerbang perbatasan. Ini adalah sesuatu yang perlu diperhatikan. Mungkin sangat sulit untuk masuk ke router dan mengubah tabel rute dari luar organisasi, tetapi di dalam, itu mudah,” ujar Renee Murphy, analis utama di Forrester, dikutip dari The Guardian.com pada hari Senin, 4 Oktober 2021.

Baca Juga: Indonesia Dorong Penguatan Sistem Ketahanan Kesehatan Dunia pada Global Covid-19 Summit

“Kalau memang masalah BGP, itu masalah besar. Ini bukan sesuatu yang seharusnya terjadi di perusahaan secanggih ini dengan data sebanyak ini.” Ujarnya. (Muhamad Iqbal). ***

Editor: Erlan Kallo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah