Rm Lukas Nurak OFM: Gereja Katolik Prolife Dukung Kehidupan

- 29 Desember 2022, 16:24 WIB
Perayaan Natal Jaringan KKI Diaspora secara virtual, Rabu (28/12/2022). Foto: Jaringan KKI Diaspora
Perayaan Natal Jaringan KKI Diaspora secara virtual, Rabu (28/12/2022). Foto: Jaringan KKI Diaspora /

SEPUTAR CIBUBUR –  Gereja Katolik di manapun berada tidak pernah urung dalam menyatakan sikapnya yang prolife, mendukung kehidupan sebab Gereja menghormati Allah Pencipta yang memberikan kehidupan. Tindakan melindungi kehidupan ini merupakan bukti nyata dari iman kepada Kristus yang adalah Sang Terang, Sang Hidup dan Pemberi hidup itu sendiri. Di tengah budaya yang menyerukan kematian, the culture of death, umat Katolik harus berani menyuarakan kehidupan, the culture of life.

Demikian dikemukakan Rm Lukas Nurak OFM Konventual dalam khotbahnya di Misa Kudus yang mengawali Perayaan Natal Jaringan KKI Diaspora secara virtual, Rabu (28/12/2022).

Baca Juga: Gus Muhaimin: Natal Momen Menebar Kasih bagi Umat Kristiani

Rm Lukas dengan tegas mengajak umat untuk meyakini bahwa Tuhan hanya memberikan yang terbaik meskipun kadang tidak sesuai dengan keinginan, namun Tuhan akan memberikan semuanya pada waktunya.

“Kita diajak untuk menjalani hidup apa adanya, jangan memaksa dan jangan terpaksa, yakin bahwa setiap rencana Tuhan selalu berakhir baik. Untuk percaya bahwa Tuhan mempunyai rencana yang jauh lebih indah,” ujarnya.

Perayaan Natal Jaringan KKI Diaspora secara virtual, Rabu (28/12/2022). Foto: Jaringan KKI Diaspora
Perayaan Natal Jaringan KKI Diaspora secara virtual, Rabu (28/12/2022). Foto: Jaringan KKI Diaspora
Merujuk kepada Injil Yohanes hari Rabu (28/12/2022), Rm Lukas berkata alangkah sombongnya manusia jika tidak mau menerima manusia lain yang ingin berubah. Sedangkan Allah sendiri senantiasa menerima setiap pertobatan.

“Yohanes mengingatkan bahwa rekonsiliasi total harus kita kerjakan setiap hari. Pertobatan sejati hsrus kita miliki setiap saat. Bukalah mata hati kita dalam setiap ayunan langkah kita karena setiap hari bisa kita dengar dan baca banyak nyawa yang melayang setiap detiknya. Kehidupan manusia tidak lagi dianggap sakral. Seperti dalam Evangelium vitae nomor 53 yang berkata bahwa padahal kehidupan sebagaimana kematian adalah hak Allah,” papar Rm Lukas.

Baca Juga: Natal-Tahun Baru, Puan Ucapkan Selamat dan Sampaikan Harapan

Oleh karena itu, tandas Rm Lukas, perbuatan aborsi menentang hukum Allah dan juga adalah bentuk pembunuhan. Perbuatan ini menimbulkan hal negatif terhadap orang-orang yang terlibat di dalamnya. Aborsi adalah tindakan pembunuhan manusia walaupun ada sebagian orang yang menutup mata terhadap kenyataan.

“Gereja Katolik, para diaspora tidak pernah urung dalam menyatakan sikapnya yang prolife, mendukung kehidupan sebab Gereja menghormati Allah Pencipta yang memberikan kehidupan. Tindakan melindungi kehidupan ini merupakan bukti nyata dari iman kita kepada Kristus yang adalah Sang Terang, Sang Hidup dan Pemberi hidup itu sendiri. Mari di tengah budaya yang menyerukan kematian, the culture of death, kita sebagai umat Katolik dengan berani menyuarakan kehidupan, the culture of life,” tandas Rm Lukas. 

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x