Operasi TMC Bikin Curah Hujan Meningkat di Riau, Basahi Lahan Gambut dan Cegah Karhutla

11 Mei 2023, 06:08 WIB
Tim TMC BNPB dan SMART AVIATION didepan pesawat Cessna Caravan saat ditinjau pimpinan Kementerian LHK dan BNPB. /Smart Aviation/

SEPUTAR CIBUBUR - Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca yang digelar di Riau berhasil meingkatkan curah hujan dan membuat basah lahan gambut untuk mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) jelang datangnya fenomena El Nino yang diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan mencapai puncak pada September- September-November 2023.

Operasi TMC yang digelar di Riau merupakan respons dari instruksi, Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Panjaitan agar sektor kehutanan, pertanian, kelautan maupun kesehatan bersiap mengingat El Nino dapat memicu karhutla, gagal panen serta meningkatnya demam berdarah. 

Operasi TMC digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama bersama Smart Cakrawala Aviation menggunakan Pesawat Cessna Caravan, didukung para ahli TMC Indonesia. 

Operasi TMC yang berlangsung pada 18 April - 8 Mei 2023 mencakup wilayah Siak, Dumai, Rokan Hulu, Pulau Rupat dan Pulau Bantan, kesemuanya di wilayah Provinsi Riau.

Hasil Operasi TMC di wilayah Riau ini dipaparkan oleh Tim Pakar TMC Indonesia yang dipimpin Dr. Asep Karsidi dengan anggota Samsul Bahri, F. Heru Widodo dan Hilmi Rafiiq dihadapan para pakar senior teknologi dari Center for Technology and Innovation Studies (CTIS), Rabu, 10 Mei 2023.

Baca Juga: Jalur Puncak II Segera Terwujud Setelah Jadi Proyek Strategis Nasional, Dari Sentul Tembus Cianjur

Asep menyampaikan bahwa ketersediaan radar cuaca milik BMKG yang semakin lengkap di tanah air memungkinkan pantauan pembentukan awan dan pergerakan awan dapat dilakukan dalam hitungan menit-per-menit. 

“Dengan demikian, begitu awan mulai nampak terbentuk dengan arah dan kecepatan awan yang sudah terdeteksi, maka pesawat TMC, yang memuat serbuk NaCl,  segera terbang menuju sasaran awan dan mulai melaksanakan penyemaian serbuk NaCl pada gumpalan awan tadi,” papar Asep. 

Berbagai hasil Operasi TMC di Riau diantaranya adalag meningkatnya curah hujan di Provinsi Riau bagian selatan sesuai data Automatic Weather Station (AWS) yang dipasang diberbagai lokasi. 

Juga, tinggi muka air di lahan gambut menunjukan fluktuasi kenaikan, terutama di Kabupaten Siak dan Rokan Hulu serta Pulau Rupat, mencapai nilai 0,3-0,2 meter di bawah permukaan gambut.  Peraturan menetapkan bahwa tinggi muka air di lahan gambut yang aman adalah pada 0,4 m di bawah permukaan gambut. Dengan demikian, lahan gambut dinilai basah dan aman dari karhutla 

Operasi TMC berhasil pula menurunkan jumlah hotspot dari 66 hot spot pada 23 April menjadi 0 pada 25 April 2023.  36 hotspots muncul lagi pada 26 April 2023, namun dengan TMC maka pada 28 April 2023 hotspot berhasil diturunkan menjadi 0.  Pada 2 Mei 2023 terdapat 36 hotspot, namun turun menjadi 0 hotspot pada 8 Mei 2023.

Direktur CTIS, Wendy Aritenang mengapresiasi kerja teknologi para ahli TMC Indonesia ini.  Oleh sebab itu, kata Wendy, hambatan-hambatan yang bersifat administratif perlu disingkirkan karena operasi TMC berkaitan dengan kondisi alam dan cuaca yang sewaktu waktu bisa berubah.

Para ahli TMC Indonesia terus berupaya agar operasi TMC menjadi semakin effisien dan effektif, termasuk merintis kerjasama dengan Unit TMC di negara  Uni Emirat Arab (UEA) yang sudah berhasil melaksanakan operasi TMC menggunakan kombinasi Flare dan serbuk NaCl dengan volume lebih sedikit.

Dari Riau, Tim TMC Smart Cakrawala Aviation ditugaskan oleh BNPB ke Tabolaka, Nusa Tenggara Timur guna mendukung pelaksanaan KTT ASEAN agar kegiatan para pimpinan Negara-Negara ASEAN tidak terganggu oleh turunnya hujan. Operasi TMC memang bisa menurunkan hujan atau sebaliknya bisa menghambat turunnya hujan. ***

Editor: sugiharto basith budiman

Tags

Terkini

Terpopuler