MUI : Orang Sudah Berkerumun, Tidak Relevan Lagi Menggeser Libur Hari Keagamaan

- 12 Oktober 2021, 13:20 WIB
Ketua MUI Pusat, Cholil Nafis //ANTARA-HO MUI/ /
Ketua MUI Pusat, Cholil Nafis //ANTARA-HO MUI/ / /

 

SEPUTAR CIBUBUR - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis dengan menilai menggeser libur hari besar keagamaan dengan mempertimbangkan kondisi pandemi saat ini, sudah tidak revelan lagi.

"Seharusnya  tidak perlu ada lagi pergeseran libur besar keagamaan.  Toh di mana-mana orang sudah banyak berkerumun," cuit Cholil Nafis, Senin 11 Oktober 2021.

Indonesia paling banyak libur kerja karena menghormati hari besar keagamaan (HBK). Jadi libur itu mengikuti Hari Besar Keagamaan (HBK) bukan HBK yg mengikuti hari libur. "Jika ada penggeseran hari libur ke setelah atau sebelum HBK berarti bonus karena kita memang selalu libur,” kata Cholil Nafis.

 Baca Juga: Siap siap Wisata, Catat Ini Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2022

Salah satu libur hari besar keagamaan yang digeser sebelumnya adalah Tahun Baru Islam. Ini dilakukan lantaran kasus Covid-19 secara nasional sedang tinggi.

Terbaru, Kemenag juga menggeser libur untuk momentum Maulid Nabi Muhammad. Maulid yang bertepatan pada 19 Oktober liburnya digeser pada 20 Oktober 2021.

 Menurut Cholil Nafis,  melihat perkembangan kondisi pandemi, dia melihat kebijakan untuk menggeser libur hari besar keagamaan saat ini sudah tidak pas lagi.

 Baca Juga: Hidayat Nur Wahid Minta Pemerintah Tidak Geser Hari Libur Keagamaan

”Saat WFH n Covid-19 mulai reda bahkan hajatan nasional mulai normal sepertinya menggeser hari libur keagaamaan dengan alasan agar tak banyak mobilitas lburan warga dan tidak  berkerumun sudah tak relevan. Keputusan lama yang tak diadaptasikan dg berlibur pd waktunya merayakan acara keagamaan,” tulis Cholil Nafis.***

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah