PMKRI Tentukan Masa Depan Papua, Ini Penjelasannya

- 11 Desember 2022, 22:44 WIB
Acara pembekalan para anggota muda PMKRI St Efrem, di aula Margasiswa, Kamkey. Jayapura pada Jumat (9/12/2022). Foto: PMKRI
Acara pembekalan para anggota muda PMKRI St Efrem, di aula Margasiswa, Kamkey. Jayapura pada Jumat (9/12/2022). Foto: PMKRI /

SEPUTAR CIBUBUR - Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia (PMKRI) dinilai akan menjadi penentu arah masa depan Papua. Dengan berkurangnya kekayaan alam dan mineral Papua yang pada saatnya akan habis setelah diekploitasi terus menerus sebagaimana yang terjadi di berbagai pulau di Indonesia, kompetisi sumberdaya manusia (SDM) di tingkat nasional dan global menjadi ancaman yang harus dihadapi suka atau tidak.

Dalam perubahan global di segala dimensi, tidak ada urusan berbelaskasih. Setiap orang dituntut menjadi pemenang dalam kualiatas kecerdasan dan keahlian.

Baca Juga: Terkait Rencana Penjemputan Gubernur Papua Lukas Enembe, Kapolri Siapkan 1800 Personel

Oleh karena itu, PMKRI khususnya PMKRI St Efrem, Jayapura harus mempersiapkan para anggotanya untuk menjadi berkualitas sesuai dengan tuntutan dunia kerja global. Paradigma dan cara berpikir anggota PMKRI dalam melihat dunia luar harus diubah. Perubahan akan terjadi tetapi seberapa cepat perubahan akan terjadi dan dijawab tergantung pada mahasiswa Papua.

Demikian kesimpulan acara pembekalan para anggota muda PMKRI St Efrem, di aula Margasiswa, Kamkey. Jayapura pada Jumat (9/12/2022). Hadir dalam pembekalan yang diikuti 87 anggota itu, Ketua Umum Forkoma PMKRI (Forum Komunikasi Alumni PMKRI), Hermawi Taslim dan advokat senior Dr Roy Rening.

Acara pembekalan para anggota muda PMKRI St Efrem, di aula Margasiswa, Kamkey. Jayapura pada Jumat (9/12/2022). Foto: PMKRI
Acara pembekalan para anggota muda PMKRI St Efrem, di aula Margasiswa, Kamkey. Jayapura pada Jumat (9/12/2022). Foto: PMKRI
“Pendidikan adalah jalan satu-satunya secara resmi untuk meningkatkan kualitas. Standarisasi dan sertifikasi dalam pendidikan merupakan hal yang dituntut oleh masyarakat sebelum syarat-syarat keahlian lain diminta. Kalau bisa pendidikan yang tertinggi secara akademis harus dicapai.  Oleh karena itu, menjalan belajar baik dan menjalani pendidikan dengan sesungguhnya adalah kewajiban yang harus dilaksanakan. Ketekunan dan kesabaran dalam membangun kecerdasan intelektual adalah pondasi utama sebelum terjun ke masyarakat,” ujar Hermawi Taslim.

Baca Juga: Proses Hukum Kasus Korupsi Gubernur Papua Lukas Enembe Oleh KPK Didukung Penuh Tokoh Pemuda Papua

Menurut Taslim, pendidikan tinggi adalah bagian tidak dapat dipisahkan dari pembangunan karakter, penguatan dalam ketahanan nasional (Tannas) dan sekaligus perwujudan geopolitik dengan berpijak pada bumi Papua.

“Kelak kalian akan menjadi tulang punggung Papua. Belajar, belajar dan belajar adalah syarat utama yang paling awal. Jangan mengeluh kalau kalian kalah bersaing secara kualitas SDM dengan manusia dari luar Papua termasuk SDM asing. Jangan sampai ketika kalian bekerja Anda mengeluh karena kualitas SDM kalah dengan tenaga kerja lain. Mulailah dari sekarang dari bangku kulian,“ tegas Hermawi Taslim.

Acara pembekalan para anggota muda PMKRI St Efrem, di aula Margasiswa, Kamkey. Jayapura pada Jumat (9/12/2022). Foto: PMKRI
Acara pembekalan para anggota muda PMKRI St Efrem, di aula Margasiswa, Kamkey. Jayapura pada Jumat (9/12/2022). Foto: PMKRI
Sementara itu, tokoh senior PMKRI, Roy Rening menegaskan, ada prinsip yang harus diketahui oleh setiap mahasiswa Katolik. Tiga Prinsip itu merupakan benang merah yang terdiri dari Kristianitas (Berpegang pada ajaran iman), Fraternitas (Persaudaraan) dan Intelektualitas (Kecerdasan). Ketiga prinsip itu menjadi landasan utama dalam pergerakan PMKRI di manapun. Ketiga prinsip utama itu tetap harus dipegang ketika anggota PMKRI sudah terjun ke masyarakat.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah