Presiden Jokowi Tegaskan Indonesia Tidak Mau Dipaksa-paksa Ekspor SDA, Trauma Panjang Sejak Jaman Kolonial

- 20 Desember 2022, 08:27 WIB
Presiden Joko Widodo tegaskan Indonesia tak mau dipaksa ekspor sumber daya alamnya
Presiden Joko Widodo tegaskan Indonesia tak mau dipaksa ekspor sumber daya alamnya /Setpres BPMI/

SEPUTAR CIBUBUR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyampaikan sikap tegasnya terkait dengan persoalan "keharusan" Indonesia mengekspor sumber daya alam (SDA) ke luar negeri.

Dengan tegas Jokowi mengatakan, Indonesia tidak mau dipaksa-paksa oleh negera manapun untuk melakukan ekspor sumber daya alam, padahal dapat diolah di dalam negeri.

Menurut alumni Universitas Gajah Mada ini, bangsa Indonesia mengalami trauma panjang sejak masa kononial (penjajahan Belanda), dimana pemaksaan negara lain membuat rakyat Indonesia menderita.

Baca Juga: Laksamana Yudo Margono Dilantik Presiden Jokowi Menjadi Panglima TNI Hari Ini di Istana Negara

"Masa-masa kolonial telah meninggalkan trauma panjang bangsa kita. Kita dipaksa kerja paksa, kita dipaksa tanam paksa. Saat ini kita tidak mau dipaksa-paksa, termasuk kita tidak mau dipaksa untuk ekspor paksa," kata Jokowi saat memberikan sambutan virtual dalam acara Rapat Terbuka Peringatan Dies Natalis ke-73 UGM di Grha Sabha Pramana, UGM, Sleman, Senin, 19 Desember 2022.

Sikap tegas ini juga sudah ditunjukkan oleh mantan Walikota Solo dalam KTT ASEAN-Uni Eropa. Dalam KTT itu, kata Jokowi, Indonesia telah mempertegas posisinya bahwa dalam kerja sama antarnegara tidak sekadar untuk maju bersama tetapi juga maju setara.

Dengan demikian, kata suami Iriana, tidak ada satu pihak pun yang berhak memaksakan kehendak dan menggunakan standarnya untuk dipaksakan ke pihak lain.

Baca Juga: Lapor DPR dan Presiden Jokowi, Konsumen Meikarta Tuntut Kompensasi, Refund Harga Mati!

Menurut Jokowi, Indonesia berpeluang menjadi lumbung pangan dan energi dunia apalagi energi hijau yang sangat dibutuhkan dunia.

Melalui program hilirisasi (strategi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas) atas sumber daya alam yang dimiliki, kata Jokowi, Indonesia berpeluang menjadi negara maju dengan nilai tambah di dalam negeri.

"Semua itu harus diperjuangkan dalam percaturan politik internasional, politik global, dan juga diperkuat oleh kapasitas internal di dalam negeri," kata Presiden.

Semangat memperjuangkan kepentingan kemanusiaan, kepentingan kemajuan, dan kedaulatan bangsa dari UGM, kata dia, semakin relevan di dunia yang penuh dengan disrupsi apalagi dampak pandemi belum selesai.

Baca Juga: Ngaku Dibegal, Padahal Kalah Judi Online, Mahasiswa Medan Diamankan Polisi

Ia menyebutkan puluhan negara mengalami kebangkrutan serta jutaan orang mengalami kekurangan pangan dan kelaparan hingga jatuh ke jurang kemiskinan ekstrem.

"Indonesia bersyukur berkat kerja keras kita semuanya termasuk alumni UGM pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5,7 persen. Di Kuartal ketiga 2022 inflasi juga sangat terjaga. Harga pangan dan energi juga masih terkendali tetapi kita tidak boleh puas dengan situasi ini," kata Presiden Jokowi.

Melalui Presidensi G20, kata dia, Indonesia tidak sekadar melahirkan deklarasi di tengah konflik global sedang memanas tetapi Indonesia juga berhasil merealisasikan proyek-proyek riil untuk memecahkan persoalan kemanusiaan dan perekonomian.

Baca Juga: Ramalan Bintang Gemini dan Cancer Selasa 20 Desember 2022, Temukan Belahan Jiwa Anda

"Saya mengajak keluarga besar UGM untuk menjadi pelaku penting bagi peningkatan martabat dan kemandirian bangsa bagi kedaulatan negara, serta bagi kemajuan dan kemakmuran rakyat Indonesia," kata dia. ***

Editor: Erlan Kallo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah