Ikut Simulasi Perang, Puan Satu-satunya Perempuan Warga Kehormatan Marinir

- 24 Januari 2023, 22:54 WIB
Pengangkatan Puan Maharani sebagai Warga Kehormatan Marinir dilakukan di Pulau Damar Besar atau Pulau Edam, Kepulauan Seribu, Selasa (24/1/2023). Foto: Istimewa
Pengangkatan Puan Maharani sebagai Warga Kehormatan Marinir dilakukan di Pulau Damar Besar atau Pulau Edam, Kepulauan Seribu, Selasa (24/1/2023). Foto: Istimewa /

Usai briefing, Puan bersama pasukan Marinir lalu masuk ke kawasan hutan di Pulau Damar yang masih rimbun. Lokasi ini menjadi salah satu area latihan tempur TNI AL.

Pengangkatan Puan Maharani sebagai Warga Kehormatan Marinir dilakukan di Pulau Damar Besar atau Pulau Edam, Kepulauan Seribu, Selasa (24/1/2023). Foto: Istimewa
Pengangkatan Puan Maharani sebagai Warga Kehormatan Marinir dilakukan di Pulau Damar Besar atau Pulau Edam, Kepulauan Seribu, Selasa (24/1/2023). Foto: Istimewa
Di dalam kawasan hutan ini, Puan kemudian menembak dengan peluru tajam sebagai simulasi menjatuhkan musuh. Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR itu juga melakukan simulasi peledakan posisi musuh dengan memencet detonator bom.

Upacara pembaretan untuk Puan sebagai Warga Kehormatan Marinir dilakukan usai simulasi penyerbuan musuh. Panglima TNI Laksamana Yudo bertindak sebagai Inspektur Upacara dan Dankormar Mayjen Widodo menjadi Komandan Upacara.

Prosesi pemberian penghargaan sebagai Warga Kehormatan Marinir dilakukan di bibir pantai Pulau Damar. Puan menerima brevet Warga Kehormatan Marinir di atas tank amfibi.

“Saya mengucapkan terima kasih atas penganugerahan saya sebagai warga kehormatan Korps Marinir,” kata Puan.

“Pembaretan ini tidak sekadar simbol, tapi tanggung jawab bagi saya untuk mengamalkan nilai-nilai Prajurit Korps Marinir yang menjadi garda depan melindungi NKRI dan seluruh tumpah darah Indonesia,” lanjutnya.

Baca Juga: Puan-Ketua Parlemen Korsel Bahas Ini Saat Working Lunch

Puan pun merasa bangga karena hingga saat ini ia menjadi perempuan satu-satunya yang menjadi Warga Kehormatan Marinir. Ia mengapresiasi keluarga besar Marinir yang memberinya kesempatan untuk mengikuti simulasi perang amfibi.

“Ternyata kita perempuan bisa dan mampu. Walau pun singkat, ternyata tidak mudah. Harus punya fisik kuat dan sehat. Ini merupakan kehormatan dan kebanggaan bagi saya mendapat kesempatan merasakan penyerbuan Marinir ke Pulau yang dikuasai musuh,” papar Puan.

Mantan Menko PMK ini menilai prajurit Marinir dituntut senantiasa mengembangkan kemampuan seiring dengan tantangan tugas yang semakin tidak ringan. Apalagi, kata Puan, perkembangan zaman semakin pesat yang turut berdampak terhadap konsep maupun operasi perang.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah