Selain itu, di dalam negeri, Prof Mochtar Kusumaatmadja turut melahirkan gagasan untuk mendirikan Museum Asia Afrika di Bandung yang sangat menginspirasi dan menjadi terobosan baru pada masanya.
Baca Juga: Aksi Kekerasan Meningkat, Menlu Retno Marsudi: Misi Diplomatik di Kabul Dipindahkan Ke Islamabad
Dalam upaya soft power diplomacy itu, Prof Mochtar Kusumaatmadja yang juga menjadi mantan Menteri Kehakiman RI (1974-1978) pernah memediasi perdamaian antara Vietnam dan Kamboja yang berkonflik dari tahun 1977 hingga 1989.
"Beliau paham betul pentingnya stabilitas dan keamanan di kawasan dalam menyelesaikan berbagai konflik, dengan kontribusi beliau dalam menciptakan perdamaian dunia," tambah Menlu Retno.
"Bagi saya, Prof Mochtar Kusumaatmadja sudah merupakan seorang pahlawan. Karena itu pemberian gelar pahlawan nasional untuk beliau sangatlah pantas sebagai penghormatan kepada kontribusi beliau bagi Indonesia dan dunia yang dapat menginspirasi generasi muda bangsa ini khususnya diplomat Indonesia," tutur Menlu Retno Marsudi.
Janji Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan
"Dari tahun lalu sudah kita perjuangkan. Pak Mahfud MD (Menko Polhukam) sebagai Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, menjanjikan akan mengusung nama Prof Mochtar Kusumaatmadja tahun ini. Tahun lalu menurutnya banyak yang diberi gelar. Insya Allah tahun ini Prof Mochtar Kusumaatmadja bisa diangkat menjadi pahlawan nasional," ujar Bambang Soesatyo.
"Setiap jejak langkah yang ditinggalkan Prof. Mochtar Kusumaatmadja tidak hanya harus dikenang, tapi harus menjadi inspirasi bagi penerus di masa mendatang," tambah Bambang Soesatyo.
Ketua Umum IKA Unpad, Irawati Hermawan, menilai, penobatan Prof Mochtar Kusumaatmadja sebagai pahlawan sudah sepatutnya dan sepantasnya.