"Saya lihat orang Intan Jaya, saya lihat datanya, dan saya memberanikan diri untuk memberikan pertimbangan. Saya tahu saya sama bapak secara perkawanan dan komunikatif (hubungannya) rusak. Tapi saya ambil risiko ini jadi persidangan ini pun suda saya duga," ucap dia lagi.
Lalu dengan suara bergetar, Ia menjelaskan kondisi orang-orang Intan Jaya di Papua akibat maraknya bisnis pertambangan.
Baca Juga: Luhut Minta Masyarakat Manfaatkan Lahan Terbengkalai untuk Pertanian
Haris Azhar mengaku tak memiliki niat sama sekali untuk mencari musuh.
"Saya bukan cari musuh sama Bapak, ini saya sedih lihat orang Papua. Mereka naik ke gunung dua jam. Tidak ada yang mengurusi pengungsi-pengungsi itu dan ada Freeport di sana, ada tentara," ujarnya.
Di momen ini, terdengar selentingan 'nangis', 'nangis', dari bangku pengungjung sidang.
Haris yang mendengarnya kemudian menengok ke arah penonton. Dia mengatakan tak takut dihadang sebanyak apapun orang yang kontra terhadap dirinya.
Baca Juga: Penyebab Harga Minyak Goreng Tinggi di Jawa Barat, Menko Luhut Beberkan Fakta yang Bikin Gemas
"Buat Anda semua yang menganggap saya nangis, saya bukan minta ampun, silakan hukum saya, saya menganggap panggung ini adalah tempat saya untuk menyuarakan. Kalau Anda nangis karena ngetawaian orang Papua, Anda keluar dari persidangan, saya tidak takut dengan siapapun bicara tentang keadilan," kata dia.
Seperti diketahui sebelumnya awal mula kasus mengemuka, konten digital yang disangkakan mencemarkan nama baik Luhut adalah ketika Fatia Maulidiyanti selaku Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) diundang oleh aktivis Haris Azhar.