SEPUTAR CIBUBUR – Sebuah kejutan yang tidak diduga-duga oleh elite politik dan publik ketika Partai NasDem dan PKB mendeklarasikan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai capres dan cawapres. Karena sebelumnya Cak Imin telah membentuk koalisi dengan Prabowo Subianto.
Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, menyatakan bahwa munculnya nama Cak Imin sebagai cawapres Anies Baswedan menjadikan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo bakal mengubah rencana cawapres. Perhitungan cawapres Prabowo dan Ganjar yang sebelumnya populer di survei, berkemungkinan berubah karena faktor wilayah dan basis politik.
Baca Juga: Duet Anies - Muhaimin Diyakini Tak Gerus Suara Ganjar di Kalangan Pemilih NU
“Cak Imin ini NU dan orang Jawa Timur. Nama-nama bakal cawapres Prabowo dan Ganjar yang tidak memiliki basis politik ini bakal tersingkir. Prabowo dan Ganjar tentu bakal mempertimbangkan cawapres yang tidak sekadar populer di survei dan punya logistik. Tetapi, cawapres yang mampu mengimbangi figur dan zona wilayah Cak Imin”, ujar Arifki.
Yenny Wahid dan Khofifah bakal cawapres yang akan mengimbangi sisi elektoral dan wilayah yang dipegang oleh Cak Imin. Nama ini tentu bakal dipertimbangkan oleh Prabowo dan Ganjar. Sedangkan Ridwan Kamil bakal dipertimbangkan oleh Ganjar. Meskipun selama ini tidak masuk radar utama, Kang Emil bakal menjadi pelengkap Ganjar Pranowo jika ingin masuk ke Jawa Barat.
Baca Juga: Patah Hati Dihiyanati, Partai Demokrat Cabut Dukungan Anies Baswedan Sebagai Capres
“Politik itu soal momentum dan kejutan. Cak Imin telah membuat kejutan dengan menjadi cawapres Anies. Seharusnya Prabowo dan Ganjar juga membuat kejuatan dengan memilih sosok yang tepat sebagai cawapresnya. Jika memang ada kejutan, ini bakal merugikan bakal cawapres yang sudah berharap besar untuk menjadi cawapres Prabowo dan Ganjar”, tutup Arifki. (Lucius GK)