Perubahan Iklim Makin Nyata, Semua harus Bekerja Sama

- 10 Desember 2023, 01:48 WIB
Rachmat Witoelar
Rachmat Witoelar /Paviliun Indonesia COP UNFCCC/

Dia juga menyayangkan, di tengah ancaman yang makin nyata, masih ada Negara-negara yang bernafsu berperang. Perang mengakibatkan emisi GRK makin meningkat. Perang di Ukraina telah mengakibatkan pelepasan emisi GRK hingga 33 juta ton hanya dalam waktu dua tahun. Sementara perang di Gaza, Palestina telah menyebabkan 60,3 juta ton emisi GRK terlepas hanya dalam waktu 35 hari saja.

Rachmat menekankan semua pihak harus bekerja sama melakukan aksi mitigasi dan adaptasi karena sesungguhnya perubahan iklim adalah masalah global. Dia menyatakan pentingnya negosiasi di forum seperti COP UNFCCC untuk memperkuat aksi nyata yang harus dilakukan.

"Negosiasi adalah elemen penting dalam menghadapi perubahan iklim," katanya.

Rachmat kembali mengingatkan, Negara-negara maju yang menjadi emiter GRK terbesar memiliki tanggung jawab lebih, diantaranya menyediakan pendanaan iklim sebesar 100 miliar dolar AS, seperti yang mereka janjikan.

Sayangnya, hingga saat ini janji tersebut gagal direalisasikan. "Mereka malah lebih memilih menganggarkan dana untuk berperang," katanya.

Rachmat menyatakan, Indonesia bisa menjadi contoh bagaimana aksi nyata mitigasi dan adapatasi perubahan iklim dilakukan. Aksi-aksi itu dilakukan secara komprehensif di semua sektor mulai dari kehutanan dan penggunaan lahan (FOLU), energi, sampah, dan aktivitas industri.

"Indonesia menunjukkan leading by examples diantaranya dengan penurunan emisi GRK di sektor FOLU dan gambut," katanya. ***

Halaman:

Editor: sugiharto basith budiman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah