Sebelum menemukan pola mengajar lewat berdongeng, Eklin Amtor de Fretes mendirikan Youth Interfaith Peace Camp, yakni program untuk berbagi tentang nilai perdamaian dan menghidupkan perdamaian lewat kreativitas dan keseharian hidup yang didirikan oleh Eklin Amtor de Fretes. Sebanyak 90 pemuda lintas iman di Maluku (Islam, Kristen, Katholik, Agama Suku Nuaulu) telah mengikuti Youth Interfaith Peace Camp.
Baca Juga: Aksi Cepat Kesatuan Penjaga Laut Dan Pantai Selamatkan 2 Kapal Yang Tubrukan
Hebatnya lagi, pada 2019, Eklin membuat program baru yaitu Belajar di Rumah Dongeng Damai yang di dalamnya berisikan pelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Jerman, dan kelas seni. Hal ini rutin dilakukan untuk anak-anak di daerah Maluku agar anak-anak dapat mendongeng dengan berbagai bahasa sambil melakukan seni.
“Mengajarkan ilmu tidak melulu soal akademis, namun juga nilai positif yang bisa diajarkan sedari dini. Harapannya agar dongeng bisa tetap hidup tidak hanya menjadi media pendidikan tapi khususnya dapat menghidupkan nilai dan merawat perdamaian di Maluku,” kata Eklin Amtor de Fretes.
Semangat Eklin dalam memajukan dunia pendidikan dan merawat perdamaian sejalan dengan cita-cita Astra untuk Sejahtera Bersama Bangsa dan tujuan empat SDGs, yakni Pendidikan Berkualitas. ***