Profil dan Biodata Ali Sungkar, Dokter Viral Karena Gendong Bayi

- 10 Oktober 2021, 11:37 WIB
Profil dan Biodata Ali Sungkar, Dokter Viral  Karena Gendong  Bayi
Profil dan Biodata Ali Sungkar, Dokter Viral Karena Gendong Bayi /Himals 4 angkatan 85


SEPUTAR CIBUBUR - Kabar duka menghampiri sejawat dokter Tanah Air. Dr. dr. Ali Sungkar, Sp.OG-KFM meninggal dunia pada Sabtu, 9 Oktober 2021 pukul 13.40 waktu Belanda.

Kabar duka itu dibagikan para kerabat dan sahabat dr Ali Sungkar di banyak laman media sosial.

Nama dr Ali Sungkar, bukan hanya dikenal masyarakat karena profesinya. di kalangan kerabat dan rekan-rekannya, Ali Sungkar merupakan sosok bersahaja, rendah hati dan suka berbagi.

Kabarnya, jenazah dr Ali Sungkar yang saat ini masih berada di Belanda akan tiba di Jakarta pada Rabu 13 Oktober 2021 pagi dan dimakamkan pada hari yang sama.

Baca Juga: Dokter Ali Sungkar yang Viral Dengan Aksi Gendong Bayi Meninggal di Belanda

Ali Sungkar menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan sudah menjalani profesinya selama 28 tahun.

Seperti diketahui dari sejumlah laman media sosial seperti youtube dan Instagram, dr Ali Sungkar merupakan sosok dokter yang cukup dikagumi karena bisa menenangkan bayi dengan cepat.

Ia pernah viral karena menggendong bayi dengan cara yang dianggap tidak biasa. Rata-rata warganet menyatakan ketakjuban dan kekaguman mereka atas kepiawaian sekaligus pengetahuan dr Ali Sungkar menggendong bayi.

Ali Sungkaradalah dokter Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) serta berpraktik di Rumah Sakit Wanita Brawijaya dan Rumah Sakit Pondok Indah.

Mengutip wawancara eksklusif dengan HaiBunda, Ali Sungkar mengatakan, menjadi dokter bukanlah cita-citanya. Pilihan menjadi dokter berawal dari kesukaannya pada pelajaran Biologi dan Fisika saat bersekolah di SMA Negeri 4, Jalan Batu, Jakarta, Pusat.

Dari situ, Ali Sungkar akhirnya memutuskan untuk memilih jurusan kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

"Saya dari keluarga besar. Ayah saya selalu mengajarkan anak-anaknya untuk mencari pekerjaan yang tidak tergantung dengan orang lain dan bisa mandiri. Salah satunya jadi dokter. Waktu SMA saya juga suka pelajaran biologi dan fisika," kata Ali Sungkar.

Terbukti memang, anak ketiga dari sebelas bersaudara ini mampu menjadi sukses dan hidup mandiri dari bekerja sebagai dokter. Begitu pula dengan saudara-saudaranya yang semuanya hidup mandiri dan bekerja tanpa tergantung dengan orang lain.

Ali Sungkar (dua dari kiri) saat bersekolah di SMA negeri 4 Jakarta
Ali Sungkar (dua dari kiri) saat bersekolah di SMA negeri 4 Jakarta Himals 4 angkatan 85

"Di keluarga saya itu ada yang jadi dokter gigi, notaris, pengacara, dari teknik sipil dan mesin. Jadi mereka itu tidak ada yang bekerja dengan orang," ujar Ali Sungkar.

Setelah lulus dari perguruan tinggi pada 1991, Ali Sungkar memulai tugasnya di Timor Timur mulai tahun 1992 sampai 1995.

Setelah tiga tahun bertugas di Timor Timur, Ali kembali ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya di bagian Obsterti dan Ginekologi FKUI dari tahun 1996 sampai 1999.

Setelah Ali, dia bertugas di daerah pengungsian di Kalimantan selama beberapa bulan.

"Dari bekerja di tempat-tempat itu, saya mendapatkan banyak pengalaman yang berbeda. Pengalaman itu sekaligus jadi pengalaman hidup untuk saya yang tidak bisa dibeli dengan uang," tutur Ali Sungkar.

Selama bekerja sebagai dokter, Ali punya banyak pengalaman dan cerita saat membantu persalinan. Dari situlah ia belajar banyak tentang profesinya sebagai dokter.

"Waktu di pengungsian di daerah Samba, saya pernah menolong persalinan dengan fasilitas terbatas. Saya juga melihat bagaimana bidan membantu persalinan tanpa dokter dan akhirnya kita bantu untuk membina bidan-bidan ini untuk lebih baik lagi," ujar Ali Sungkar.

Selain pengalaman yang berbeda-beda di setiap daerah, dokter yang punya hobi memasak ini juga bertemu dengan banyak karakter pasien baru.
Menurut Ali Sungkar, semua pasien itu menyenangkan dan punya keunikan masing-masing.

Ada beberapa pasiennnya yang takut melahirkan, trauma setelah melahirkan anak pertama, berteriak, bahkan mengomel hingga mencakar suami saat persalinan. Dari situ Ali belajar untuk menghadapi berbagai macam karakter orang yang berbeda.

"Banyaknya jenis karakter pasien saat kehamilan dan persalinan membuat saya makin kaya untuk mempelajari karakter orang," kata Ali.

Dari banyaknya pengalaman itu, tidak jarang Ali juga menangani persalinan yang kompleks dan sulit.

"Saya sub spesialisasi memang yang menangani high risk pregnancy. Jadi saya pernah menangani persalinan kembar anak empat, hamil dengan kelainan jantung, diabetes, penyakit autoimun, lupus, multiple sklerosis, dan masih banyak lagi," jelas Ali Sungkar.

Bagi Ali Sungkar, menangani persalinan sulit adalah sebuah tantangan yang jadi pengalaman. Namun, sebagai dokter dirinya lebih senang jika persalinan sulit dan berisiko itu menghasilkan cerita yang baik pada akhirnya.

"Senangnya saat lihat hasilnya itu. Kalau ibunya senang, bayinya juga selamat, itu yang buat saya senang dan bersyukur,"kata Ali Sungkar.***

 

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah