Lima Tips Menghindari Investasi Properti Bodong

9 Mei 2021, 20:07 WIB
Ilustrasi bisnis properti. /Pixabay/

SEPUTAR CIBUBUR – Secara umum, tujuan orang membeli properti (rumah, ruko, apartemen, ruang kantor, kondotel, atau kavling) itu ada dua. Pertama, untuk digunakan sendiri (end-user). Kedua, sebagai sarana investasi (investor).

Sebagai investor, setidaknya ada dua jenis keuntungan yang didapatkan dari investasi properti. Pertama, capital gain, yaitu keuntungan modal yang diperoleh ketika penjualan aset modal (investasi) mempunyai harga jual yang lebih tinggi daripada harga beli.

Kedua, yield adalah keuntungan yang dihitung dari nilai sewa per tahun dibandingkan dengan harga properti. Misalnya, harga properti Rp100 juta sementara harga sewa Rp5 juta per tahun, maka yield properti tersebut lima persen. Yield umumnya dijadikan patokan potensi sebuah properti yang disewakan.

Baca Juga: Paramount Land Manfaatkan Momentum Ramadan dan Lebaran

Jika dibanding dengan instrumentasi investasi lainnya, seperti deposito, reksadana, emas, saham,  dan lain sebagainya, investasi properti relatif paling aman, sekaligus menguntungkan.

Berbeda dengan saham dan reksadana yang sering membuat investornya sport jantung, karena nilainya naik turun dalam hitungan menit.

Tapi kalau kita invetasi di properti, dijamin harganya “haram untuk turun”, kalau naik adalah hal yang pasti. Cuma kelemahan utamanya satu, yaitu tidak likuid (tidak bisa cepat dijual) bila investornya sedang BU alias butuh uang.

Meski menjadi investor properti itu sangat menguntungkan , tapi kalau tidak bijak dan cerdas menjalankannya, maka kerugian besar juga menjadi taruhannya.

Baca Juga: Simak, Pilihan Daftar Apartemen Mahasiswa

Apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, dimana banyak sekali proyek properti yang berhenti pembangunannya, atau lebih populer disebut mangkrak.

Tak sedikit orang yang dirugikan, terutama proyek properti primary high-rise building (proyek baru yang sedang  dibangun pengembang), ternyata proyeknya tak berjalan sesuai yang dijanjikan, dengan alasan pandemi.

Investor baru tersadar ketika proyek tersebut mangkrak dan menjadi sebagai investasi properti bodong.

Tak tanggung-tanggung, jumlah kerugiannya bisa saja dalam jumlah yang sangat besar, bahkan mencapai ratusan hingga miliaran rupiah.

Baca Juga: Dari Jualan Ruko Bisa Raup Rp 250 Miliar Lebih

Jika Anda tertarik dan berminat untuk berinvestasi dalam properti, pastikan Anda tidak tertipu dalam investasi bodong seperti ini.

Tidak ada jalan lain kecuali Anda harus berhati-hati dan punya pertimbangan yang matang dalam memilih investasi properti yang tepat, sehingga Anda tidak sampai tertipu dan mengalami kerugian.

Lalu bagaimana tips investor agar terhindar dari properti bodong ini, berikut lima hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan, seperti dikutip dari Cermati.com:

Baca Juga: Gara-gara Pakai Pracetak, Modernland Gaet Rekor Muri

1. Sumber informasi harus terpercaya

Mendapatkan informasi mengenai investasi yang sangat menguntungkan tentu bukan lagi hal yang asing di telinga. Namun sangat penting bagi Anda untuk mengenali dengan baik sumber informasi terkait investasi properti yang Anda dapatkan, karena akan berpengaruh pada kualitas dan kebenaran informasi itu sendiri.

Hindari berbagai informasi yang tidak akurat dan berasal dari sumber tak terpercaya, sebab hal ini bisa saja menimbulkan berbagai masalah dan juga kerugian nantinya. Jika benar-benar ingin berinvestasi dalam properti, maka pastikan Anda mendapatkan informasi yang valid dan berasal dari sumber yang bisa dipercaya saja.

Baca Juga: Jangan Ngaku “Sultan” Kalau Nggak Punya Apartemen Ini

2. Hindari godaan keuntungan yang tidak masuk akal

Investasi properti memang sangat menjanjikan, namun bukan berarti bisa memberikan keuntungan yang tidak masuk akal. Pada umumnya, investasi bodong akan menjadikan hal yang satu ini sebagai “senjata” untuk menggaet para investornya.

Hindari hanya membayangkan bakal peroleh keuntungan dalam jumlah besar dan tidak masuk akal. Sebab bisa saja menjadi kerugian besar yang akan Anda tanggung di dalam investasi yang Anda lakukan nantinya.

Pastikan Anda tidak tergoda dengan keuntungan dan iming-iming yang berlebihan dan tidak masuk akal tersebut. Gunakan logika dan pahamilah besaran keuntungan wajar yang bisa Anda dapatkan dari investasi properti Anda. Jika ditawari jumlah keuntungan luar biasa besar, hindari investasi tersebut sejak awal.

Baca Juga: Rumah Tapak Jadi Otot Lippo Karawaci

3. Cermati legalitas dan reputasi pengembang 

Lihat dan pastikan perusahaan pengembang memiliki legalitas di dalam bisnis yang mereka jalankan. Hal ini penting untuk menghindari berbagai masalah dan juga kerugian yang bisa datang kapan saja.

Selain itu, pertimbangkan juga reputasi pihak pengembang dengan baik, dan pastikan Anda hanya memilih pengemlang yang memiliki kinerja serta reputasi terbaik di pasaran. 

4. Pahami konsep yang ditawarkan

Jangan lupa untuk memahami konsep investasi yang ditawarkan oleh pihak pengembang, termasuk berbagai risiko yang harus Anda tanggung di dalamnya. Tujuannya untuk menghindari berbagai masalah dan juga kerugian Anda di masa yang akan datang. Tanyakanlah secara detail semua konsep ini, terutama untuk bagian-bagian yang tidak Anda pahami dengan baik.

Baca Juga: Pulihkan Ekonomi Bali, BTN Gelar Akad KPR Massal

5. Pilih keuntungan yang masuk akal

Hindari berbagai tawaran investasi properti yang tidak masuk akal, terutama jika Anda ditawari keuntungan yang luar biasa besar. Luangkan waktu Anda untuk mencari informasi akurat mengenai pengembang , termasuk memahami dengan baik konsep mereka secara detail.

Sikap hati-hati seperti ini akan menghindarkan Anda dari risiko kerugian akibat memilih investasi bodong, dan juga berbagai masalah lainnya di kemudian hari. ***

Editor: Erlan Kallo

Tags

Terkini

Terpopuler