"Tadi pagi saat joging dengan Kak Ginting, dia tanya kalau misalnya Indonesia imbang dua sama bagaimana? Saya sama sekali tidak menjawab dan malah tertawa saja, karena saya pikir pasti bisa diurus oleh senior yang lebih dulu tampil," katanya menceritakan.
Namun saat posisi imbang terjadi antara Indonesia dan Korea, Syabda mengaku kaget. Meski begitu, ia justru termotivasi untuk menyumbang poin kemenangan.
"Ya bagaimana lagi, karena saya diturunkan pada partai terakhir jadi harus bertanggung jawab di lapangan. Saya harus kasih yang terbaik," ungkap Syabda.
Kemenangan ini secara langsung berpengaruh pada mentalnya. Ia dengan mantap mengaku semakin percaya diri untuk tampil pada partai-partai selanjutnya atau pada turnamen beregu lain.
Menurut Syabda, tampil pada turnamen beregu punya tantangan dan atmosfer yang berbeda jika dikomparasi dengan turnamen individu.
Pemain menjadi lebih alot dan sulit dikalahkan jika sudah bertanding di ajang beregu, Syabda menuturkan.
"Setiap pemain lebih punya daya juang yang tinggi. Kalau di perorangan mungkin mainnya biasa saja, tapi di beregu jadi lebih susah dikalahkan," katanya.
Dengan hasil ini, Indonesia dipastikan keluar dari babak penyisihan sebagai juara Grup A, sedangkan Korea menjadi runner-up. ***