Garuda Tiara, Misteri Hotel Megah di Cileungsi yang Tak Pernah Terkuak Milik Keluarga Cendana

- 7 Februari 2023, 18:49 WIB
Garuda Tiara, Hotel Atlet di Cileungsi yang Tak Pernah TerkuaK Milik Keluarga Cendana
Garuda Tiara, Hotel Atlet di Cileungsi yang Tak Pernah TerkuaK Milik Keluarga Cendana /seputar cibubur

SEPUTAR CIBUBUR- Sejak tahun 1990-an banyak orang yang menyukai kawasan Cibubur sebagai tempat permukiman. Meski lokasinya tidak jauh dari Jakarta, Kawasan Cibubur,punya udara sejuk dan kualitas airnya relatif lebih baik dibanding dengan wilayah-wilayah perbatasan dengan DKI Jakarta lainnya.

Cibubur  merupakan kawasan yang beririsan dengan empat kota/kabupaten, yaitu Jakarta Timur, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Bogor.

Namun secara administrasi, Cibubur adalah satu kelurahan di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, tapi dalam perkembangannya Cibubur merupakan menjadi satu indentitas kawasan bergengsi, yang meliputi empat kota/kabupaten tadi.

 Baca Juga: Perjalanan Spiritual Dennis Lim, Dari Bandar Judi Jadi Ustaz

Perkembangan Cibubur menjadi kawasan bergengsi diawali, ketika pada pertengahan tahun 1990-an. Saat itu, pengembang Sinar Mas Land mengembangkan perumahan kota mandiri, yaitu Kota Wisata Cibubur, kemudian berlanjut ke Kota Legenda Cibubur.

Saat ini, kedua proyek tersebut menjadi icon perumahan mewah di Cibubur. Setelah itu, masuklah Ciputra Group yang mengembangkan proyek prestisius, yaitu Citra Grand Cibubur.

Sejak saat itulah image kawasan Cibubur sebagai kawasan hunian bergengsi masuk dalam benak dan pikiran masyarakat.

Tidak hanya itu, kawasan yang awalnya sempat diplot Ibu Kota Indonesia terus berkembang.

 Baca Juga: Sekelumit Kisah Jonggol, Pernah Diplot Suharto Sebagai Ibu Kota Gantikan Jakarta

Di tahun 1995 sempat dibangun hotel megah bernama Graha Garuda Tiara Indonesia (GGTI) yang terletak di kawasan Cileungsi.

Sayangnya, bangunan megah yang menempati area 5 hektar dari total lahan 44 hektar itu itu telah tiada, dan kini hanya menyisakan tanah merah tanpa pepohonan hijau.

Konon menurut warga yang bermukim di sekitar Cileungsi, bangunan yang jika dilihat menggunakan citra satelit berbentuk Burung Garuda Raksasa itu, Dibangun 1995. Namun pembangunan mangkrak di tahun 1998 akibat kejatuhan Suharto dan kemudian rata dengan tanah Tahun 2014.

 

Menurut sejumlah sumber proyek prestisius Graha Garuda Tiara Indonesia (GGTI) menelas biaya fantastis, Rp 75 miliar, dengan kurs kala itu Rp 2.194 per dolar AS. Jika disetarakan dengan kurs saat ini sekitar Rp14.000, GGTI Rp517 miliar.

GGTI  merupakan proyek hotel yang ditujukan sebagai wisma atlet yang konon untuk menyaingi kawasan olahraga Senayan peninggalan Bung Karno.

Proyek  ini dibangun mulai Februari 1995. Saat itu, rtusan pekerja dikerahkan. Kualitas bangunannya pun kelas 1.

Pembangunan dilakukan dalam 2 tahap. Setelah membuka area yang dahulunya hutan karet dan membangun pondasi, pengerjaan dihentikan sementara pada akhir 1995.

Garuda Tiara, Hotel Atlet di Cileungsi yang Tak Pernah TerkuaK Milik Keluarga Cendana
Garuda Tiara, Hotel Atlet di Cileungsi yang Tak Pernah TerkuaK Milik Keluarga Cendana seputar cibubur

Proyek dilanjutkan lagi pada Agustus 1996. Pekerjaan dikebut siang malam hingga Oktober 1996. Bangunan telah terlihat jadi dan rombongan tamu mulai berdatangan.

Kompleks Garuda Tiara ini terdiri atas wisma A, B, C, D, dan E, yang merupakan bagian sayap dan masing-masing terdiri dari 3 lantai dengan total 456 kamar.

Satu  Kamar bisa diisi 4 orang itu untuk yang D dan E. Kalau yang A,B, dan C 1 kamar bisa diisi 8 orang.

Bagian dada dan kepala Garuda merupakan lobi dan ruang konvensi yang mampu menampung 3 ribu orang.

 Baca Juga: Cibubur Bakal Punya Living World Kota Wisata

Sedang di bagian ekor diperuntukkan bagi hotel dengan 196 kamar.

Selain itu, di kawasan ini, terdapat lapangan parkir yang luas hingga menampung 100 bus, dan landasan helipad.

Fasilitas olahraga juga tersedia yang terdiri dari 2 lapangan tenis, 2 lapangan basket, dan 2 lapangan voli serta 2 kolam renang.

Kala itu, Mbak Tutut, putri keluarga Cendana, nyaris setiap bulan bertandang ke tempat ini untuk memantau pembangunan atau untuk menginap di hotel.

GGTI dikelola di bawah yayasan yang diketuai Mbak Tutut. Dulu, saat Mbak Tutut sempat menggalakkan kegiatan Kirab Remaja, para peserta kirab biasanya menginap di GGTI.

 Baca Juga: Siap-siap, Harga Properti di Kota Wisata Bakal Terbang

Pembangunan gedung ini terhenti pada 1998 setelah 80 persen jadi, seiring dengan jatuhnya Presiden Soeharto.

Hingga kemudian netizen dikejutkan dengan penampakannya lewat google earth 10 tahun kemudian.

Tapi sayang, ketika saat itu, bangunan itu telah ditutupi ilalang dan debu. Gedung hanya dijaga puluhan satpam yang mencoba menghalau pencuri yang mengincar baja-baja gedung.

GGTI yang terletak 30 km dari Jakarta itu dikabarkan diratakan pada 2014. Pada April 2014, alat-alat berat tampak meratakan lahan dan truk-truk mengangkut sisa-sisa material yang tersisa.***

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x