Survei NSN Sebut Mayoritas Masyarakat Puas dengan Program Jokowi

- 2 Januari 2024, 13:26 WIB
Presiden Jokowi. /Twitter @jokowi
Presiden Jokowi. /Twitter @jokowi /

SEPUTAR CIBUBUR- Lembaga survei Nusantara Strategic Network (NSN) mengungkapkan 80,8 persen publik puas terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan mendukung keberlanjutan program-programnya seperti pembangunan infrastruktur, hilirisasi tambang dan minyak sawit.

Survei Nusantara Strategic Network (NSN) dilakukan pada 23-27 Desember 2023, secara tatap muka kepada 1.200 responden mewakili seluruh provinsi di Indonesia.

Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error sekitar 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 Baca Juga: Pemerintah Terbitkan Aturan Baru Penghitungan PPh Karyawan

“Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi mencapai 80,8 persen, menunjukkan bahwa publik mendukung keberlanjutan program Jokowi dari hasil Pemilu 2024,” kata Direktur Program NSN Huslidar Riandi dalam keterangan tertulis yang Jakarta, Senin 1 Januari 2024.

Riandi menjelaskan dari 80,8 persen responden yang menyatakan puas, sebanyak 11,0 persen menyatakan sangat puas dipimpin oleh Jokowi.

Hanya 16,4 persen yang menyatakan tidak puas, termasuk 2,6 persen yang merasa tidak puas sama sekali. Sisanya yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebanyak 2,8 persen.

 Baca Juga: Program Transisi Energi PLN Diminati Perbankan Nasional, Rp12 Triliun Siap Mengucur

Angka kepuasan tersebut naik dalam kurun tiga bulan terakhir dan bertahan di atas kisaran 80 persen.

Tingginya tingkat kepuasan menuju gelaran Pemilu 2024 yang akan memilih kepemimpinan baru pasca-Jokowi menjadi menarik untuk dicermati.

Berbeda dari akhir periode kedua pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sikap Jokowi yang melakukan cawe-cawe terhadap siapa sosok yang bakal menggantikannya menyedot perhatian publik hingga dunia.

 Baca Juga: WNI di Jepang Diminta Waspadai Gempa Susulan dan Tsunami

Kepemimpinan ala Jokowi hadir setelah periode kestabilan politik yang tercapai selama dua periode SBY. Jika ditarik lagi ke masa sebelumnya, Indonesia menghadapi periode transisi pasca-reformasi di mana tiga presiden memerintah dalam jangka enam tahun.

Krisis moneter juga membuat perekonomian nasional terpuruk, namun perlahan-lahan Indonesia mulai menggeliat kembali dan berusaha untuk bangkit. Tetapi berbagai hambatan baik dari masa sebelum krisis maupun karena hantaman krisis menjadi kendala yang tidak mudah untuk diterobos.

Jokowi muncul dengan jurus menggenjot pembangunan infrastruktur, yang dilanjutkan lagi dengan hilirisasi sumber daya alam.

Langkah masif Jokowi membangun infrastruktur terutama ditujukan untuk mengatasi kendala mahalnya biaya logistik, lebih-lebih kondisi geografis Indonesia yang luas.

 Baca Juga: Maluku Barat Daya Diguncang Gempa 5,1 Magnitudo

Sementara itu kekayaan alam seperti tambang dan minyak sawit mentah yang biasanya difokuskan ke ekspor, ditahan oleh Jokowi. Tak gentar menghadapi penentangan dari negara-negara maju, Jokowi mendorong hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

Semua itu dilakukan demi mencapai apa yang disebut sebagai visi Indonesia Emas 2045, di mana bangsa ini memimpikan bisa melangkah sejajar dengan negara-negara maju.

Proses regenerasi saat ini menjadi krusial karena adanya momentum bonus demografi yang takkan terulang lagi.

Menurut Riandi, figur capres-cawapres yang berlaga pada Pilpres 2024 merepresentasikan tendensi yang ada.

Wacana keberlanjutan mendominasi, di mana hampir semua tokoh berada di kubu tersebut, kecuali Anies Baswedan yang sejak awal menarasikan perubahan.

 Baca Juga: Ramalan Bintang Sagitarius dan Capricorn Selasa 2 Januari 2024:Kantor Baru Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anda

Prabowo Subianto yang pernah menjadi rival Jokowi pada dua kali pemilu kini justru menjadi pendukung kuat keberlanjutan. Terlebih dengan tampilnya putera sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres pendamping Prabowo.

Lalu ada figur Ganjar Pranowo yang sebelumnya merupakan loyalis Jokowi yang kini maju sebagai capres dengan didampingi oleh Mahfud Md yang menjabat Menko Polhukam dalam kabinet Jokowi saat ini.

Sementara itu Koalisi Perubahan yang mengusung Anies juga diisi oleh partai-partai dari kubu pemerintah, termasuk PKB di mana ketua umumnya Muhaimin Iskandar terpillih sebagai figur cawapres.

“Melalui rekam jejak dan gagasan yang dilontarkan, publik dapat menilai pasangan capres-cawapres mana yang paling memiliki komitmen soal keberlanjutan, dan dapat menjaga harapan publik itu menjadi kenyataan usai pemilu,” kata Riandi.***

 

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x