Mengintip Tiga Program Transisi Energi Pertamina

- 17 Mei 2021, 19:18 WIB
Satgas Rafico PertaminaAmankan Pasokan Pelumas Selama Ramadhan dan Lebaran
Satgas Rafico PertaminaAmankan Pasokan Pelumas Selama Ramadhan dan Lebaran /Kamsari/Dok Humas Pertamina Lubricants

   

SEPUTAR CIBUBUR- PT Pertamina (Persero) mengeluarkan tiga program transisi energi dari fosil menuju energi baru terbarukan.

Sebagai badan usaha milik negara (BUMN), Pertamina terlihat kian memprioritaskan program transisi energi dari fosil menuju energi baru terbarukan dengan memanfaatkan sumber daya alam  yang melimpah di dalam negeri serta mengoptimalkan infrastruktur dari bisnis yang ada.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, program transisi energi menjadi upaya mengatasi defisit transaksi berjalan akibat masih tingginya impor bahan bakar minyak (BBM), sekaligus mengembangkan potensi sumber daya domestik sebagai bahan baku energi.

Baca Juga: Catat, Lima Saham Paling Cuan Hari Ini

"Pertamina telah memiliki tiga program prioritas sebagai bagian dari implementasi transisi energi sekaligus ekonomi hijau," kata Nicke Widyawati dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 17 Mei 2021.

Program transisi pertama adalah penurunan impor bahan bakar minyak jenis solar melalui implementasi biodiesel.

Dengan program itu, Pertamina berhasil mengurangi impor solar secara signifikan. Bahkan, perseroan tidak lagi mengimpor solar terhitung sejak April 2019.

Baca Juga: Keluarga Pemuda Meninggal Usai Divaksin Setuju Lakukan Otopsi

Program kedua adalah pengurangan ketergantungan pada impor elpiji melalui proyek gasifikasi batu bara menjadi dimetil eter yang akan menggantikan penggunaan elpiji di dalam negeri.

“Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki cadangan batu bara terbesar berpeluang baik untuk melakukan gasifikasi batu bara menjadi dimetil eter. Kami yakin pengembangan ini dapat mencapai target pemerintah untuk bebas impor elpiji pada 2027,” kata Nicke Widyawati.

Baca Juga: Buka Rekening di Bank Ini, Dapat Voucher Shopee dan Kaos Ikatan Cinta

Selanjutnya, program ketiga adalah penurunan impor bahan bakar minyak jenis gasoline dengan mencampur metanol dan etanol. Kedua produk itu dapat diperoleh melalui gasifikasi batu bara maupun sumber bioetanol lainnya.

Untuk menjamin keberlangsungan lini bisnis dan mengatasi isu lingkungan dari gasifikasi batu bara, secara bersamaan Pertamina juga menerapkan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) untuk menekan emisi karbon dan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan produksi migas.

Baca Juga: Pernyataan Lengkap Jokowi Soal Tes Wawasan Kebangsaan KPK
Perusahaan pelat merah ini juga menjajaki potensi kerja sama dengan Exxonmobil dan sedang melakukan kerja sama studi injeksi karbondioksida di lapangan eksplorasi Gundih dan Sukowati.

“Melalui pemanfaatan carbon capture yang terintegrasi dengan proyek dimetil eter, kami yakin dapat menekan emisi karbon hingga 45 persen," tutur Nicke Widyawati. ***

 

 

 

Editor: Yetto Parceka

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x