Kebiasaan Merokok Bikin beban Jaminan Kesehatan Nasional Bengkak Hingga Rp20,7 triliun

- 14 Desember 2021, 09:05 WIB
Ilustrasi rokok.
Ilustrasi rokok. /Foto: CTV News

SEPUTAR CIBUBUR - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa warga miskin justru akan makin miskin dengan mengonsumsi rokok.

"Rokok menjadikan rumah tangga semakin miskin karena pengeluaran yang seharusnya untuk meningkatkan ketahanan rumah tangga miskin dikeluarkan untuk rokok yang mencapai 11 persen dari total pengeluaran keluarga miskin," kata Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia di Jakarta, Selasa 14 Desember 2021.

Selain membebankan dari sisi pengeluaran, rokok menjadi faktor penyebab risiko kematian terbesar kedua di Indonesia.

Baca Juga: Setelah Beras, Rokok Jadi Pengeluaran Terbesar Kedua di Keluarga Miskin, Menkeu Siap Naikkan Cukai

Penyebab kematian pertama adalah tekanan darah tinggi sebesar 28 persen, kemudian diikuti oleh konsumsi rokok sebesar 17,03 persen. Konsumsi rokok juga meningkatkan stunting dan memperparah dampak Covid-19. 

Berdasarkan studi PKJS UI, keluarga perokok memiliki anak stunting 5,5 persen lebih tinggi dibanding yang bukan perokok.

"Peringkat stunting Indonesia masih yang terburuk kelima di dunia dan pendapatan per kapita cenderung turun atau lebih rendah jika tenaga kerjanya stunting," kata Sri Mulyani.

Lebih lanjut wanita yang akrab disapa Ani ini menyebut, mayoritas perokok tidak mengurangi konsumsi rokok selama pandemi Covid-19.

Baca Juga: KPAI : Orang Tua Perlu Waspada, Konten Sensual Siskaee Bisa Rusak Otak dan Mental Anak

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x