Saham Berikut Layak Trading di Tiga Hari Perdagangan, Ini Penjelasannya

- 6 Mei 2024, 09:11 WIB
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Foto: Lucius GK
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Foto: Lucius GK /

EPUTAR CIBUBUR – Pada akhir perdagangan Jumat, 3 Mei 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.134 atau naik 1,6%. Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani menilai saat ini IHSG sedang menguji support MA200 daily yang berada di level 7.050.

"Apabila tidak mampu bertahan maka IHSG berpotensi untuk terus turun ke 6.800 - 6.900. Level 7.030 menjadi support yang sudah diuji berkali-kali, ketika IHSG mengalami koreksi, sedangkan resistance berada di level 7.250, sehingga area tersebut menjadi support dan IHSG dalam jangka pendek," ujarnya.

Penguatan IHSG pada pekan lalu ditopang oleh 2 top gainers IDX Healthcare dan IDX Energy. IDX Healthcare naik 7% dalam seminggu terakhir yang disebabkan kenaikan saham MIKA yang naik sebesar 5% dalam seminggu setelah melaporkan capaian kinerja kuartal 1 yang berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 25% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, IDX Energy dalam sepekan terakhir naik sebesar 2,5% yang disebabkan kenaikan saham PGAS sebesar 17% dalam seminggu terakhir pasca laporan kinerjanya untuk kuartal 1 2024 yang membukukan kenaikan laba sebesar 40% YoY.

Baca Juga: PMI Manufaktur Diprediksi Turun dan Ada Momen May Day, Ini Rekomkendasi IPOT

Sementara itu 2 top losers yang memberatkan market pada pekan lalu yakni IDX Transport dan IDX Consumer Cyclical. IDX Transport melemah -1,06% selama seminggu terakhir. "Jika kita lihat teknikal pada sektor ini, saat ini IDX Transport sedang mengalami downtrend kuat dalam jangka pendek dan berpotensi untuk terus melanjutkan penurunan hingga area support di level 1200. Pada pekan lalu, IDX Transport ditutup di level 1.298," ucapnya.

Sementara itu IDX Consumer Cyclical menurun sebesar -0,4% dalam sepekan terakhir. Jika dilihat dari teknikalnya, jelas Dimas, sektor ini juga sedang mengalami downtrend kuat dalam jangka pendek dan berpotensi untuk terus melanjutkan penurunan hingga level 720, apabila tidak mampu bertahan di level saat ini di 750. "Apabila kita lihat candle weekly sector ini, peluang penguatan sementara dapat terjadi hingga level 780 – 800,” katanya.

Dimas berpendapat ada tiga sentimen yang membuat market menguat pada pekan lalu yakni keputusan suku bunga The Fed, laporan kinerja Q1 2024 emiten di IHSG dan non-farm payroll AS bulan April.

Pada 2 Mei lalu Bank Sentral AS (The Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan dan memprediksi bahwa tidak akan ada kenaikan suku bunga lagi yang terjadi di sisa tahun ini. Namun, Jerome Powell juga menyampaikan kemungkinan penurunan suku bunga tahun ini hanya akan terjadi 1x dari yang sebelumnya diprediksi akan ada penurunan suku bunga sebanyak 3x sesuai yang disampaikan pada FOMC Desember lalu.

Baca Juga: Mau Chat, Collab hingga Cuan lewat Ujung Jari? Pake IPOT Chat

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah