Resesi Mengancam di 2023, Ini Prediksi DBS soal Tren Konsumsi

- 23 Desember 2022, 22:39 WIB
DBS Group Research. Foto ilustrasi: Bank DBS Indonesia
DBS Group Research. Foto ilustrasi: Bank DBS Indonesia /

Baca Juga: Hipmi Siap Kolaborasi Smeshub Bantu UMKM Hadapi Resesi

Sejalan dengan hal tersebut, riset membuktikan bahwa sebagian besar masyarakat akan mengubah pola konsumsinya relatif lebih cepat untuk beradaptasi dengan inflasi. 62% responden mengaku perilaku konsumsinya akan berubah dalam tiga hingga enam bulan ke depan karena mereka memperkirakan situasi inflasi yang berkepanjangan.

Keempat, Kelas menengah ke bawah akan mengubah pola pengeluaran lebih cepat dibanding kelas menengah dan kelas menengah ke atas

71% responden dari kelas menengah ke bawah berencana untuk menyesuaikan pengeluaran jika inflasi dan harga barang-barang tetap tinggi selama tiga hingga enam bulan ke depan. Cukup berbeda, 40% responden kelas menengah dan kelas menengah ke atas memilih untuk tidak langsung mengubah pola konsumsinya di tengah inflasi. Untuk kelas menengah ke atas, 56% responden akan menyesuaikan gaya hidupnya dalam kurun waktu tiga sampai enam bulan ke depan sedangkan 7% responden tidak akan mengubah pola konsumsinya sama sekali. 

 Kelima, Konsumen – terutama kelas menengah dan menengah ke bawah – mengambil sikap defensif untuk menghadapi dampak inflasi dan kenaikan harga

“Menabung lebih banyak, mengeluarkan uang lebih sedikit” (save more, spend less) menjadi langkah yang diambil untuk menghadapi situasi. Hal ini disertai dengan pilihan mencari alternatif barang yang lebih murah atau meningkatkan pendapatan. Setengah dari responden akan mengambil langkah save more, spend less tersebut, sedangkan sisanya terpecah menjadi penggunaan barang yang lebih murah (19%), investasi untuk hasil yang lebih tinggi (20%), serta pencarian pendapatan yang lebih besar dan pemasukan tambahan (10%).

Baca Juga: Siapkan Sabuk Pengaman, Berikut Beberapa Gaya Hidup Minimalis yang Bermanfaat Dalam Menghadapi Resesi Ekonomi

Selain itu, hampir setengah dari masyarakat kelas menengah ke atas yang mencari pendapatan lebih tinggi dalam merespon inflasi. Mereka berinvestasi untuk keuntungan lebih besar (30%), mencari pendapatan yang lebih tinggi dan pemasukan tambahan (15%), dan sisanya tidak akan melakukan apapun terlepas adanya inflasi (2%). DBS Group Research melihat konsumen kelas menengah ke atas memiliki disposable income yang lebih tinggi dan keleluasaan untuk berinvestasi sebagai jalan menghadapi inflasi sehingga mereka tidak perlu mengubah gaya hidupnya. Di sisi lain, masyarakat kelas menengah dan kelas menengah ke bawah memiliki disposable income terbatas sehingga perlu lebih banyak menabung dan menyesuaikan pengeluaran. 

Keenam, Pengeluaran harian menjadi prioritas dan pengeluaran diskresioner di urutan terbawah

Sebagai pengeluaran sehari-hari, BBM dan bahan makanan tetap menjadi prioritas konsumen di atas hal-hal lain terlepas keduanya mencatatkan peningkatan harga tertinggi. Hal ini diikuti dengan pengeluaran rumah tangga lainnya seperti sewa rumah, cicilan, serta produk perawatan rumah dan pribadi. Tren ini serupa di semua kelas dengan kelas menengah ke atas yang turut mengutamakan investasi dibanding kelas-kelas pemasukan lain. Untuk pengeluaran diskresioner (discretionary spending) seperti rekreasi, belanja, dan makan di luar menjadi prioritas terakhir. 

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x