UWM Gelar Ini untuk Hadirkan Solusi di Tengah Masyarakat

- 6 Januari 2023, 10:46 WIB
Nara sumber diskusi “Outlook Ekonomi Indonesia 2023: Bagaimana Proyeksi Ekonomi Yogyakarta Tahun Depan?”. Foto: Humas UWM
Nara sumber diskusi “Outlook Ekonomi Indonesia 2023: Bagaimana Proyeksi Ekonomi Yogyakarta Tahun Depan?”. Foto: Humas UWM /

SEPUTAR CIBUBUR  – Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta menggelar diskusi terbatas dengan tema “Outlook Ekonomi Indonesia 2023: Bagaimana Proyeksi Ekonomi Yogyakarta Tahun Depan?” sebagai sumbangan pemikiran untuk menghadirkan solusi di tengah masyarakat.

Diksusi di Kampus Terpadu UWM, Banyuraden, Sleman, Yogyakarta, Kamis (5/1/2023), tersebut menghadirkan narasumber Prof Mahfud Solihin MAcc PhD (Guru Besar FEB UGM), Dr Y Sri Susilo MSi (Dosen FBE UAJY), dan Dr (cand) Bangun Putra Prasetya SE MSc MM (Dosen FE UWM).

Baca Juga: OJK Ungkap Yogyakarta Sebagai Pusat Hacker, Ingatkan Masyarakat Waspada Kejahatan Keuangan

“Diskusi ini diselenggarakan dalam rangka sharing pemikiran para pakar ekonomi UWM dan berbagai ekonom muda di Yogyakarta sebagai sumbangan pemikiran untuk menghadirkan solusi ekonomi di tengah masyarakat,” tutur Ketua Penyelenggara Puji Qomariyah SSos MSi (Warek 3 UWM).

Rektor UWM Prof Dr Edy Suandi Hamid MEc sebagai keynote speaker, menyampaikan bahwa kekhawatiran akan resesi tidak boleh berlebihan hingga menyebabkan pengambilan kebijakan yang tidak tepat.

Peserta diskusi terbatas “Outlook Ekonomi Indonesia 2023: Bagaimana Proyeksi Ekonomi Yogyakarta Tahun Depan?”. Foto: Humas UWM
Peserta diskusi terbatas “Outlook Ekonomi Indonesia 2023: Bagaimana Proyeksi Ekonomi Yogyakarta Tahun Depan?”. Foto: Humas UWM
Mantan Ketua APTISI ini mengemukakan bahwa kebijakan penghapusan Pemberlakukan Pembatasan Kebijakan Masyarakat (PPKM) akan mendorong pergerakan ekonomi 2023, terbukti ketika PPKM dicabut, pariwisata bertumbuh dan banyak turis berdatangan ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

“Stabilitas politik dan keamanan juga merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi, karena memberikan kepastian kepada para investor yang akan menanamkan modalnya di Indonesia,” tutupnya.

Baca Juga: Bandara Yogyakarta Mulai Buka Penerbangan Internasional, Simak Syarat Bagi Calon Penumpang

Sedangkan Bangun Prasetya mengatakan bahwa multiplier effect geopolitik dunia akan mempengaruhi inflasi, kenaikan harga dibarengi dengan penurunan daya beli, dimana terjadi kenaikan suku bunga oleh masing-masing negara karena adanya keinginan untuk mengamankan kondisi keuangan negara tersebut.

Lebih lanjut, Dosen Program Studi Manajemen UWM ini menunjukkan bahwa negara-negara berkembang seperti Turki inflasinya 80,21% dan Argentina 78,5%.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah