SEPUTAR CIBUBUR - Harga emas melemah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), jatuh dari level tertinggi lebih dari delapan bulan yang dicapai di sesi sebelumnya, di tengah harapan bahwa Federal Reserve AS akan mengadopsi pendekatan yang kurang agresif untuk menaikkan suku bunga ke depan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, anjlok 11,80 dolar AS atau 0,60 persen menjadi ditutup pada 1.909,90 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai puncak sesi di 1.931,80 dolar AS dan terendah 1.906,80 dolar AS.
Emas berjangka melonjak 22,90 dolar AS atau 1,21 persen menjadi 1.921,70 dolar AS pada Jumat 13 Januari 2023, setelah terangkat 19,90 dolar AS atau 1,06 persen menjadi 1.898,80 dolar AS pada Kamis 12 Januari 2023, dan terkerek 2,40 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.878,90 dolar AS pada Rabu 11 Januari 2023.
Bursa Comex ditutup pada Senin 16 Januari 2023 untuk hari libur umum.
Emas berjangka ditutup di atas 1.900 dolar AS pada Jumat 13 Januari 2023 untuk pertama kalinya sejak akhir April, dan mengakhiri pekan tersebut dengan 2,8 persen lebih tinggi.
Indeks dolar AS naik 0,20 persen. Dolar yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Baca Juga: Harga emas Aneka Tambang(ANTAM) alami Penurunan Rp 9000 pergram Simak Infonya
"Kami melihat ini sebagai lebih dari sedikit kemunduran dalam tren gerakan menyamping lebih tinggi. Kami percaya kombinasi dari pelemahan dolar dan kekhawatiran inflasi terus mendukung lingkungan positif yang mendasari kami," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.