BI Pertahankan Suku Bunga Acuan, Ini Kata DBS Group Research

- 3 Maret 2023, 11:56 WIB
Gedung Kantor Bank DBS Indonesia di Jakarta. Foto Bank DBS Indonesia
Gedung Kantor Bank DBS Indonesia di Jakarta. Foto Bank DBS Indonesia /

SEPUTAR CIBUBUR -  Sesuai ekspektasi, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5,75% pada hari Kamis lalu. 

Merespons hal tersebut, para pembuat kebijakan lebih yakin pada prospek pemulihan global dibandingkan dengan hasil tinjauan terakhir dan optimistis akan pembukaan kembali Tiongkok (perkiraan BI: 5,1%). Yang menjadi asumsi dasar adalah suku bunga The Fed mencapai 5% dan tetap tertahan pada tahun 2023, dengan risiko kemungkinan The Fed menaikkan sampai sebesar 5,25% saja. 

Pertumbuhan domestik terlihat berada di kisaran atas dalam rentang 4,5-5,3% pada tahun 2023 (perkiraan DBS: 5%). Dari perkiraan surplus neraca transaksi berjalan sebesar 0,4-1,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2022, neraca transaksi berjalan diperkirakan akan berkisar antara -0,4% hingga 0,4 dari PDB tahun ini, kemungkinan besar karena neraca perdagangan sektor  komoditas yang lebih rendah.

Baca Juga: Bank DBS Indonesia Komit Jaga Perlindungan Data Nasabah

BI memperoleh keyakinan pada tren inflasi, menyoroti bahwa tindakan kebijakan telah membantu membatasi tekanan harga, dengan inflasi umum dan inflasi inti akan kembali ke kisaran 2-4% pada paruh kedua tahun 2023. Kenaikan suku bunga yang dilakukan hingga saat ini tidak dilihat sebagai penghambat pertumbuhan, di tengah likuiditas rupiah yang cukup dan hanya sedikit perubahan ke suku bunga kredit. Rasio aset likuid terhadap dana pihak ketiga masih tinggi sebesar 29,1%.

Sehubungan dengan sikap kebijakan, otoritas menegaskan bahwa pengaturan kebijakan sudah tepat dan respon yang diberikan sudah bersifat preventif untuk mengelola tekanan inflasi dan menjaga stabilitas rupiah. 

Demikian ikhtisar yang disampaikan DBS Group Research dalam keterangan tulisnya di Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Implikasi terhadap pasar

Rupiah dan obligasi rupiah mengalami penguatan spontan karena keputusan BI untuk menahan suku bunga acuan. Fokus saat ini adalah pada risiko bahwa The Fed akan menaikkan ekspektasi suku bunga acuannya.

BI menegaskan bahwa suku bunga kebijakan telah mencapai puncaknya

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x