Modus Penipuan Investasi Trading Perdagangan Kripto Berhasil Dibongkar Polda Metro Jaya

- 13 Juni 2023, 16:56 WIB
Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Auliansyah Lubis; Modus Penipuan Investasi Trading Perdagangan Kripto Berhasil Dibongkar Polda Metro Jaya
Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Auliansyah Lubis; Modus Penipuan Investasi Trading Perdagangan Kripto Berhasil Dibongkar Polda Metro Jaya /PMJ News

SEPUTAR CIBUBUR - Subdit IV Tindak Pidana Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya berhasil mengungkap kasus tindak pidana penipuan dan atau manipulasi data melalui elektronik seolah-olah autentik dari perusahaan perdagangan (trading) mata uang crypto PT INDODAX.

"Tim Ditreskrimsus menangkap dua orang tersangka di dua TKP (tempat kejadian perkara) berbeda yaitu di Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur, " kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Kombes Pol Auliansyah Lubis saat konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Tersangka pertama, pria berinisial L (52) ditangkap pada Selasa 2 Mei 2023 pukul 18.15 WITA di Jalan Sekolah DDI, RT/RW. 001/002, Kelurahan Kalosi, Kecamatan Dua Pitue, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Libur Telah Tiba, Simak Panduan Wisata Keluarga Terbaik

Kemudian yang tersangka kedua, pria berinisial B (22) ditangkap pada Rabu 17 Mei 2023 pukul 01.25 WITA di Jalan Soekarno Hatta Km.2 RT.10 No.30, Kelurahan Gunung Samarinda, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, kata Auliansyah.

Auliansyah memaparkan keduanya menggunakan modus yang hampir mirip yaitu menawarkan investasi trading kepada korban melalui akun media sosial.

"Para tersangka membuat akun media sosial yang dibuat seolah-olah halaman resmi dari perusahaan investasi INDODAX dengan nama PT. INDODAX – IDX Crypto Aset Masa Depan, " ucapnya.

Baca Juga: Uang Korban Investasi Bodong Evotrade Bakal Dikembalikan

Mantan Kapolrestabes Semarang tersebut menjelaskan untuk tersangka L menjanjikan korban akan langsung mendapatkan keuntungan 80 persen akan diberikan kepada korban dan 20 persen kepada perusahaan setelah tiga jam jika telah mentransfer sejumlah uang kepada tersangka.

"Untuk tersangka B, dia menjanjikan korban mendapatkan keuntungan sebesar Rp4,6 juta jika korban melakukan deposit sebesar Rp1,2 juta, " jelasnya.

Auliansyah juga menjelaskan nilai kerugian sementara dari para korban yakni dari tersangka L adalah Rp25 juta dan dari tersangka B adalah Rp600 juta.

Baca Juga: Rangsang Investasi Hijau Sektor Kehutanan, KLHK: Bisnis Jangan Hanya Berorientasi Keuntungan

Auliansyah menambahkan barang bukti yang telah diamankan dari tersangka L adalah dua buah unit ponsel, dan nomor rekening BNI.

Kemudian barang bukti tersangka B adalah satu unit ponsel, dua buah rekening Bank BNI dan Bank BTPN.

Baca Juga: Perdagangan Karbon Jadi Insentif Investasi Restorasi Ekosistem dan Aksi Mitigasi Perubahan Iklim

Polisi mengenakan para tersangka dengan Pasal 28 ayat (1) jo Pasal 45 A ayat (1) dan atau Pasal 35 jo Pasal 51 ayat (1) dan atau Pasal 36 jo Pasal 51 Ayat (2) UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

"Keduanya diancam dengan pidana penjara paling lama 12 tahun dan denda maksimal Rp12 miliar," ujar Auliansyah.***

Editor: Danny tarigan

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah