SEPUTAR CIBUBUR – Industri gas dalam negeri memainkan peran yang penting pada transisi energi Indonesia menuju energi bersih seiring dengan target net zero emission yang dicanangkan pemerintah di tahun 2060.
Di tengah volatilitas harga gas alam dunia, industri gas nasional baik dari hulu hingga ke hilir pun, masih memiliki prospek bisnis dan masa depan yang menjanjikan.
Demikian mengemuka dalam Webinar bertajuk 'Menjembatani Peluang Bisnis Penunjang Industri Gas untuk Keberlanjutan Energi Indonesia' yang diselenggarakan Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batu Bara Indonesia (Aspebindo) bekerja sama dengan PGN, dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).
"Ini membuka peluang bagi industri gas dalam negeri untuk memainkan peran vital dalam bauran energi bersih" kata Ketua Umum Aspebindo, Anggawira yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Hipmi ini, Selasa (18/7/2023).
Baca Juga: Aspebindo: Pembangunan Industri di Bangka Belitung Butuh Pasokan Energi
Terbukanya peluang sekaligus tantangan di sektor gas alam di dalam negeri juga disampaikan Direktur Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) Arief Handoko. Menurut Arief, masih banyak wilayah di Indonesia yang belum dilewati transmisi pipa gas termasuk jaringan gas ke rumah tangga dan juga industri.
"Ini menjadi peluang bisnis yang bisa dielaborasikan lebih lanjut", ujar Arief.
Selain itu upaya perluasan jaringan gas ke rumah tangga juga jadi upaya untuk membantu pemerintah mengurangi beban subsidi LPG.
"Misalnya, seksi Jawa Barat yang belum terkoneksi ke Jawa Tengah, saat ini masih terputus.Dan menghambat pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.Pemerintah akhirnya ikut mendorong untuk pembangunan interkoneksi di wilayah tersebut," kata Yapit.