Ditantang Ganjar Ekonomi Tumbuh 7 %, Menteri Bahlil Jawab Begini

- 22 Agustus 2023, 15:23 WIB
Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal /instagram.com @bahlillahadalia

SEPUTAR CIBUBUR - Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa hilirisasi adalah kunci ekonomi Indonesia dapat tumbuh 7%.

"Tadi Pak Ganjar mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi kita harus 7%, kuncinya cuma satu, hilirisasi," ujar Bahlil di depan ribuan calon wisudawan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Selasa (22/8/2023).

Di acara yang sama, di depan Menteri Bahlil, Ganjar menyebutkan pihaknya menginginkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 % untuk dapat keluar dari jebakan pendapatan menengah atau midle income trap.

"Dan jika sekarang kita sudah bersepakat menuju Indonesia sebagai negara maju, dengan pertumbuhan ekonomi, mau berapa persen? Lima, sekian rasanya kurang. Kalau kita mau menghentak, Pak Bahlil, agar tidak masuk dalam middle income trap. Mungkin 7% harus menjadi cita-cita pertumbuhan ekonomi kita. Kalau kita punya menteri investasi seperti itu, insyaallah tidak sulit," tukas Ganjar.

Baca Juga: Bahlil Dinilai Layak Jadi Ketum Baru Golkar

Menanggapi tantangan itu, Bahlil mengatakan ekonomi tak boleh hanya bertumpu pada konsumsi. Ekonomi harus didorong oleh investasi, utamanya program hilirisasi.

"Kemudian bagaimana ke depan arah kebijakan? Kita akan mendorong kepada hilirisasi. Dunia sekarang sudah mendorong kepada green energy dan green industry untuk menurunkan emisi. Indonesia sekarang kita dorong ke hilirisasi," ujar Bahlil.

Bahlil mengatakan tanpa hilirisasi mustahil ekonomi Indonesia bernilai tambah. Namun dengan hilirisasi nilai tambah industri akan berkali-kali lipat.

"Karena kalau tidak ada hilirisasi, kita hanya mengekspor barang-barang mentah. Nah ini peluang usahanya disini.Ke depan kita mendorong yang namanya hilirisasi. Nikel tahun 2017, 2018 kita melarang ekspor. Total ekspor nikel pada waktu itu hanya US$3,3 miliar, begitu kita larang ekspor, kita bangun hilirisasi. Sekarang nilai ekspor kita mencapai US$30 miliar. Naiknya sepuluh kali lipat ketimbang kita belum melakukan hilirisasi," papar Bahlil.

Baca Juga: Bahlil Lahadalia Sebut Tiga Perusahaan Korsel Tertarik Investasi di IKN Nusantara

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x