SEPUTAR CIBUBUR - Potensi panas bumi (geothermal) bisa menjadi sumber untuk menjadikan Indonesia berdaulat secara energi. Pemanfaatan geothermal diharapkan bisa menjadi lembaran baru untuk mempercepat terwujudnya transisi energi bersih di Indonesia.
Demikian dikemukakan Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati saat meresmikan kegiatan groundbreaking pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2, di Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa (19/12/2023).
Hadir juga dalam acara tersebut Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE Julfi Hadi serta Direktur Utama PT Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro.
"Kita bersihkan langit Indonesia dengan pemulihan emisi melalui geothermal. Kita percepat kemandirian energi Indonesia melalui geothermal. Kita percepat juga kedaulatan energi Indonesia melalui geothermal," ujar Nicke.
Baca Juga: Performa Bisnis PGEO Bakal Bersinar, Ini Kata Sucor Sekuritas
Nicke mengungkapkan bahwa potensi geothermal yang dimiliki Indonesia sangat besar. Baru sekitar 9% potensi geothermal Indonesia yang terutilisasi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Selanjutnya PGE juga memiliki rencana komersialisasi green hydrogen dan green methanol untuk Pembangkit Listrik Siklus Biner (Binary Cycle Power Plants).
Saat ini kapasitas terpasang geothermal di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 80 persen dari total kapasitas terpasang geothermal di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.
Pada kesempatan yang sama, Dirut PGE Julfi Hadi menyampaikan harapan dan semangatnya terhadap pengembangan geothermal di Indonesia.