Restrukturisasi Kredit Covid Berpotensi Diperpanjang, Ini Rekomendasi Sahamnya

- 30 Juni 2024, 23:34 WIB
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Foto: Lucius GK
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Foto: Lucius GK /

SEPUTAR CIBUBUR - Pada akhir perdagangan Jumat, 28 Juni 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan tren positifnya dan berhasil tembus di atas level 7.000, menguat 2,67% ke level 7.063,58.

Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menegaskan penguatan IHSG tertopang 2 top gainers yakni IDX ENERGY yang menguat 2.70% karena kenaikan saham DSSA dan BYAN dan IDX BASIC yang menguat 2.66% karena kenaikan saham TPIA dan SMGR.

Sementara itu top losers yang menghambat penguatan IHSG yakni IDX PROPERTY yang melemah -0,83% karena koreksi saham properti utama yakni PWON, SMRA dan BSDE.

Adapun sejumlah sentimen yang menopang laju IHSG yakni inflasi PCE AS, HSBC yang menurunkan peringkat saham Indonesia, potensi perpanjangan restrukturisasi kredit Covid-19 dan window dressing akhir kuartal 2.

Angga merinci inflasi PCE AS masih sesuai prediksi turun ke 2,6% karena penurunan harga barang dan energi.

Baca Juga: Pasar Saham Lesu, Simak Tips Investasi Ini

"Jika inflasi semakin mendekati target 2% the Fed maka suku bunga bisa diturunkan sesuai timeline yaitu Desember. Hal ini baik untuk pasar saham secara general," tandasnya.

Terkait sentimen HSBC yang menurunkan peringkat saham Indonesia menyusul Morgan Stanley, HSBC Holding Plc menurunkan rating saham Indonesia dari overweight menjadi neutral buntut risiko tekanan earning karena tingginya suku bunga dań lemahnya Rupiah serta ketidakpastian kebijakan pemerintah karena potensi pergantian kabinet yang akan berlangsung dalam jangka pendek ini.

"Hal ini tentunya berdampak negatif terhadap potensi arus modal asing yang bisa masuk ke pasar modal Indonesia," jelas Angga.

Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Foto: Lucius GK
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Foto: Lucius GK
Selanjutnya, ada sentimen cukup menarik yang masih akan memengaruhi market dalam beberapa minggu ke depan yakni sentimen potensi perpanjangan restrukturisasi kredit Covid-19. Diketahui, Presiden Joko Widodo mengusulkan kebijakan restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 yang seharusnya selesai pada Maret 2024 diperpanjang hingga 2025.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah