Cek Fakta : Benarkah Nikotin Menjadi Pemicu Utama Penyakit Berbahaya

22 Juli 2022, 17:45 WIB
Nikotin terkandung alami di dalam tembakau; Cek Fakta : Benarkah Nikotin Menjadi Pemicu Utama Penyakit Berbahaya /Pixabay

SEPUTAR CIBUBUR - Dampak nikotin pada perokok masih menjadi perbincangan hangat, terutama terkait anggapan bahwa senyawa kimia alami dalam tembakau merupakan pemicu utama munculnya penyakit berbahaya.

Namun benarkah nikotin menjadi pemicu utama penyakit berbahaya?

Dosen Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sekaligus Ahli Toksikologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Shoim Hidayat mengungkap empat fakta terkait hal tersebut, berikut ulasannya pada Kamis.

Baca Juga: Angka Stunting Indonesia Masih Tinggi, Simak Faktor Penyebabnya Kata Kepala BKKBN

Penelitian dari Lembaga Riset Kanker Internasional atau The International Agency for Research on Cancer (IARC) menyebutkan bahwa nikotin tidak terbukti sebagai zat karsinogen atau zat yang dapat menyebabkan penyakit kanker.

Lantas, mengapa rokok sering kali dianggap sebagai salah satu produk olahan tembakau yang berpotensi menyebabkan kanker?

Jawabannya adalah karena untuk mengonsumsinya, rokok perlu dibakar dan menghasilkan asap.

Baca Juga: Penyakit Sinusitis: Ini Penyebab dan 12 Gejala yang Perlu Diwaspadai

Asap tersebut diperkirakan mengandung sekitar 5.000 senyawa di mana beberapa di antaranya bersifat toksik hingga dapat memicu timbulnya kanker.

WHO mencatat ada sembilan bahan toksik dalam rokok yang disebut senyawa berbahaya dan berpotensi berbahaya (Harmful or Potentially Harmful Constituents atau HPHC).

Cara konsumsi nikotin

Secara klasik, nikotin bisa diperoleh dengan cara merokok. Belakangan ini, beragam alat konsumsi nikotin (nicotine delivery system/NDS) terus berkembang.

Baca Juga: Minum Kopi Hitam 2 - 3 Cangkir Sehari Bisa Menurunkan Risiko Cedera Ginjal Hasil Studi Terbaru

Sebut saja produk tembakau alternatif seperti produk tembakau dipanaskan, rokok elektrik, dan juga kantong nikotin.

Dikarenakan tidak melalui proses pembakaran dan tidak menghasilkan asap, produk-produk
alternatif ini memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok.

Jadi, bagi perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti, bisa beralih ke produk yang memiliki profil risiko yang lebih rendah ini.

Baca Juga: 7 Efek Samping jika Sering Menggunakan Obat Penenang, Nomor 7 Game Over

Benarkah tembakau alternatif lebih rendah risiko?

Masih berdasarkan penjelasan Shoim, dari aspek toksikologi, risiko seseorang terkena penyakit oleh paparan kimia sebanding dengan dosis paparannya.

Jadi semakin tinggi dosis paparannya, semakin besar pula risiko yang mengintai.

Secara umum, zat kimia dalam asap rokok dipilah menjadi tiga yaitu: partikulat, air, dan nikotin.

Berat total partikulat dikurang dengan berat air dan berat nikotin disebut sebagai TAR.

Baca Juga: Waspada, Penyakit Narkolema Intip Kesehatan Penjudi Online

Di dalam TAR inilah zat-zat kimia yang disebut HPHC berada.

Seiring dengan perkembangan inovasi dan teknologi terbaru, hadir berbagai produk tembakau alternatif yang berhasil mengeliminasi proses pembakaran bersuhu tinggi melalui lewat teknik pemanasan dengan suhu yang tidak melebihi 350 derajat Celsius, sehingga tidak lagi menghasilkan TAR.

Suhu itu cukup untuk menguapkan nikotin sehingga HPHC-nya menjadi lebih rendah daripada yang dihasilkan oleh rokok.

Baca Juga: Nigeria Laporkan Tambahan Puluhan Kasus Cacar Monyet

Dengan demikian, profil risikonya pun jauh lebih rendah pula. Hal inipun sudah dibuktikan secara kajian ilmiah.

Nikotin bermanfaat jika dosisnya tepat

Mengonsumsi nikotin sebenarnya punya beberapa manfaat, seperti menimbulkan perasaan
tenang, membantu fokus berpikir, bahkan menurunkan ambang nyeri.

Namun, perlu diingat bahwa manfaat ini hanya bisa diperoleh jika konsumsinya tidak berlebihan.

Bagaimana jika konsumsi nikotin melampaui batas?

Baca Juga: Sebelum Terlambat, Kenali Penyebab, Gejala, dan Penularan Cacar Monyet, Penyakit yang Kini Mendunia

Nikotin akan bersifat adiktif dan menimbulkan sejumlah gejala seperti mual, muntah, pusing, keringat dingin, tremor dan lain-lain.

Dengan demikian, pastikan Anda memahami risiko sebelum mengonsumsi nikotin.

Jika sudah terlanjur merokok, lebih baik berhenti. Namun, jika sulit berhenti, Anda bisa memanfaatkan produk tembakau alternatif.***

 

Editor: Danny tarigan

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler